Roatex Indonesia Pastikan Penerapan Sistem Transaksi Tol Nontunai Tetap Berjalan
Gyula menegaskan Musfihin sudah tidak lagi memiliki kapasitas untuk menyampaikan informasi terkait dari proyek MLFF sejak 22 Mei 2023.
IDXChannel - Penerapan uji coba transisi sistem transaksi tol nontunai nirsentuh (Multi Lane Free Flow/MLFF) akan tetap diterapkan di Indonesia.
Selain itu, teknologi dari Hungaria yang digunakan untuk penerapan MLFF telah diadaptasi untuk lingkungan Indonesia serta tetap memperhitungkan keadaan lokal.
"Proyek ini terus berjalan, dengan hubungan yang erat dengan BPJT (Badan Pengelola Jalan Tol) serta pemangku kepentingan terkait lainnya. Tentu ada sedikit keterlambatan jadwal, tapi di satu sisi ini normal dalam proyek-proyek besar seperti ini," ujar Direktur PT Roatex Indonesia, Gyula Orosz, dalam keterangan resminya, Selasa (30/5/2023).
Pernyataan Gyula ini sebagai respons dari kegiatan jumpa wartawan yang dilakukan oleh Musfihin Dahlan di Jakarta.
Gyula menegaskan Musfihin sudah tidak lagi memiliki kapasitas untuk menyampaikan informasi terkait dari proyek MLFF sejak 22 Mei 2023.
"Berdasarkan hasil keputusan rapat pemegang saham, Musfihin sudah tidak lagi menjabat sebagai Direktur Utama dan CEO PT Roatex Indonesia Toll System. Jadi Musfihin tidak lagi memiliki kapasitas untuk bicara mengatasnamakan PT Roatex Indonesia Toll System," tutur Gyula.
Menurut Gyula, penggunaan teknologi ini telah melewati proses adaptasi dengan lingkungan dan keadaan lokal Indonesia.
"Kami mempertimbangkan kondisi lokal. Tapi itu adalah salah satu masalah, di mana ada beberapa individu yang tidak mau menerima pengalaman Hongaria dalam bidang ini, dan dalam teknologi ini," ungkap Gyula.
Gyula juga menambahkan, bahwa berdasarkan hal ini maka dapat dikatakan bahwap PT RITS sangat tertarik untuk bekerja sama erat dengan pihak berwenang Indonesia dan kontraktor Indonesia untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.
Selain itu, Gyula menyatakan terjadinya pergantian manajemen adalah hal yang lumrah dilakukan oleh setiap perusahaan. Dari hasil penilaian yang dilakukan, perusahaan merasa perlu melakukan penyegaran.
"Jadi hal yang normal dengan adanya pergantian direksi. Kami sejak awal sudah mencoba berkomunikasi dengan Bapak Musfihin tapi beliau tidak menerimanya," papar Gyula.
Gyula juga menyatakan bahwa tidak seharusnya ada pembedaan antara manajemen Indonesia dan Hongaria, karena di bawah satu nama perusahaan maka sudah seharusnya hanya ada manajemen tunggal dan seragam.
Sementara terkait perbedaan visi, Gyula melihat semuanya justru berada dalam kondisi yang baik. Pihaknya tetap melihat kerjasama bisnis ini memiliki nilai strategis buat semua pihak.
"Tidak ada perbedaan dalam visi ini. Kami percaya bahwa visinya tetap sama: untuk menyampaikan teknologi yang proven, teknologi mutakhir yang akan melayani masyarakat Indonesia, dan akan memiliki dampak positif yang signifikan pada transportasi, lingkungan, dan ekonomi," tandas Gyula.
Gyulo menyebut RITS tidak bisa memaksa untuk menerapkan sistem seperti yang diterapkan di negara lain.
"Tapi tanpa modifikasi yang tepat di latar belakang legislatif saat ini pasti sistem tidak bisa bekerja. Ini bukan solusi plug-and-play, yang dapat dioperasikan secara mandiri. Ini adalah sistem yang sangat kompleks di mana semua kaki harus dipersiapkan dengan baik," urai Gyula.
Persiapan tersebut meliputi keberadaan sistem itu sendiri dan juga latar belakang legislatif, serta kerja sama dengan pemangku kepentingan terkait lainnya, terutama kepolisian dan operator jalan tol.
"Kami rasa semuanya masih berjalan secara baik. Adanya keterlambatan untuk sebuah proyek besar seperti ini tentu menjadi tantangan buat kami. Tapi kami tetap komitmen dan memiliki visi yang sama dengan pihak Indonesia," tegas Gyula. (TSA)