Rogoh Rp70 Miliar, ECGO Subsidi 10 Ribu Pembeli Pertama Motor Listrik
Produsen motor listrik, ECGO akan mensubsidi 10.000 pembeli pertama dengan menghabiskan dana Rp70 miliar.
IDXChannel - Produsen motor listrik, ECGO akan mensubsidi 10.000 pembeli pertama dengan menghabiskan dana Rp70 miliar. Ini dilakukan demi mempercepat program elektrifikasi kendaraan bermotor di Indonesia.
"Kami melihat saat ini ketertarikan masyarakat untuk beralih ke motor listrik cukup tinggi, tetapi banyak yang masih ragu karena menunggu subsidi pemerintah untuk direalisasikan. Subsidi dari ECGO diharapkan dapat membantu percepatan masyarakat untuk beralih dari motor konvensional ke motor listrik," kata Gary Prawira, COO dan Co-Founder ECGO EV Moto di Jakarta, Jumat (3/2/2023).
Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan, Indonesia menargetkan 3,22 juta pemggunaan motor listrik pada 2035. Ini diperkirakan dapat menghemat penggunaan BBM sebesar 4 juta barel dan penurunan emisi mencapai 1,4 juta ton CO2.
Oleh karena itu, berkembangnya industri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) diproyeksikan dapat meningkatkan investasi, penghematan konsumsi energi khususnya bahan bakar minyak (BBM), kualitas lingkungan, dan mendorong penguasaan teknologi.
Subsidi yang diberikan ECGO sebesar Rp7 juta dengan sistem baterai berlangganan (subscription), baik secara kilometer, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Menurutnya, cara ini dianggap lebih efisien untuk membuat harga motor listrik menjadi lebih terjangkau.
"Kami memberikan garansi baterai selama 3 tahun. Sistem berlangganan baterai ini bukan mencicil, tapi membeli masa berlaku agar bisa digunakan. Baterai tetap bisa dicas, tapi motor tak bisa digunakan. Sistem ini terhubung dengan aplikasi ECGO SmartApp, jadi membeli vouchernya di situ," ujar Arif.
Didukung oleh ECGO SmartApp, pengguna dapat memanfaatkan aplikasi untuk memeriksa riwayat perjalanan, kecepatan, penggunaan total kilometer, status baterai, dan jejak lokasi. Pengguna yang berlangganan baterai juga dapat mengisi pulsa, mengecek saldo rekening dan riwayat pembelian melalui aplikasi tersebut.
"Sebenarnya sistemnya sama dengan sewa baterai hanya saja skemanya pembayaran berdasarkan kilometer atau bulanan. Misal, 5.000 km untuk tiga bulan, jika baru terpakai 1.000 km dan sudah habis maka sisanya hangus," ucap Gary.
Namun, ECGO juga menyediakan baterai yang dapat dibeli secara putus, artinya baterai menjadi milik konsumen tanpa perlu membeli masa berlaku. Untuk ECGO 5 baterai dengan ukuran 1.000 watt dibanderol Rp7.100.000, dan ECGO 3 dengan kapasitas 1.500 watt dibanderol Rp8.850.000.
Tetapi jika sudah membeli secara subscription, pelanggan hanya perlu menambah Rp4 juta agar baterai menjadi hak milik dan tak perlu membeli voucher masa berlaku.
Untuk pengisian daya baterai dibutuhkan waktu 4-5 jam dengan mode pengisian standar. Sedangkan dengan mode pengisian cepat atau fasylt charging hanya butuh 2,5 jam dari 0 sampai 100 persen.
(DES)