Rupiah Terkapar, BI Bakal Kerek Suku Bunga hingga 5,25 Persen?
Bank Indonesia (BI) diperkirakan bakal mengerek bunga acuan 25-50 basis poin atau berada di kisaran 5-5,25% hingga akhir 2022.
IDXChannel - Bank Indonesia (BI) diperkirakan bakal mengerek bunga acuan 25-50 basis poin atau berada di kisaran 5-5,25% hingga akhir 2022.
Ekonom sekaligus Direktur CELIOS Bhima Yudhistira mengatakan, kenaikan bunga acuan diperlukan guna menahan keluarnya arus modal di pasar keuangan terutama pasar surat utang. Hal ini akan membuat nilai tukar rupiah kembali menguat.
"Spread imbal hasil antara US Treasury dan SUN yang menyempit jika bunga tidak dinaikkan menimbulkan risiko pelemahan rupiah lebih lanjut," ungkap Bhima kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Rabu(5/10/2022).
Meski demikian, naiknya bunga acuan secara agresif dan kontinu menimbulkan beberapa konsekuensi bagi perekonomian. Pertama, daya beli masyarakat semakin terpukul karena meningkatnya beban biaya pinjaman di lembaga keuangan, bukan hanya bank tapi juga multifinance. Kredit pemilikan rumah (KPR) akan mengalami penyesuaian bunga floating rate dalam jangka pendek.
"Tambahan 1-2% bunga akan berpengaruh langsung ke cicilan bulanan, sehingga sektor properti paling terdampak dari naiknya bunga acuan. begitu juga sektor otomotif, yang mengandalkan leasing mungkin target penjualan akan direvisi lebih rendah," jelas Bhima.
Dampak kedua, mengganggu ekspansi dunia usaha karena cost of financing yang naik untuk kredit modal kerja dan kredit investasi. Pelaku usaha sebagian mencari alternatif pendanaan misalnya dengan right issue, dibanding pinjaman ke bank atau terbitkan obligasi.
"Ketiga, pertumbuhan kredit tahun depan akan melambat atau diperkirakan turun ke 7-8% pada 2023, dibanding proyeksi tahun ini yang tumbuh 9-11% year on year. Padahal untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5% setidaknya pertumbuhan kredit harus 3 kali pertumbuhan PDB atau sebesar 15%," pungkas Bhima.
(DES)