ECONOMICS

Rusia Bergejolak Bikin Harga Minyak Dunia Terkerek Naik

Dovana Hasiana/MPI 26/06/2023 13:19 WIB

Harga minyak dunia melonjak pada perdagangan Senin (26/6/2023) setelah terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh tentara bayaran di Rusia.

Rusia Bergejolak Bikin Harga Minyak Dunia Terkerek Naik. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga minyak dunia melonjak pada perdagangan Senin (26/6/2023) setelah terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh tentara bayaran di Rusia.

Serangan demi serangan yang terjadi selama akhir pekan menimbulkan kekhawatiran tentang ketidakstabilan politik di Rusia sehingga berdampak pada terancamnya pasokan minyak dari salah satu produsen terbesar di dunia.

Dilansir Reuters, harga minyak mentah Brent berjangka dan West Texas Intermediate (WTI) AS naik 0,4% pada hari Senin, mengupas beberapa kenaikan setelah naik sebanyak 1,3% pada awal perdagangan Asia. 

Brent diperdagangkan 27 sen lebih tinggi pada USD74,12 per barel pada 0234 GMT, sementara WTI naik 28 sen pada USD69,44 per barel.

Walaupun bentrokan antara Pemerintah Rusia dan kelompok tentara bayaran Rusia Wagner dapat dihindari pada hari Sabtu (24/6) setelah tentara bayaran bersenjata lengkap menarik diri dari kota Rostov di selatan Rusia. Namun, tantangan tersebut menimbulkan pertanyaan tentang cengkeraman Presiden Vladimir Putin pada kekuasaan dan kekhawatiran tentang kemungkinan gangguan pasokan minyak Rusia.

Analis RBC Capital Markets, Helima Croft mengatakan ada kekhawatiran bahwa Putin akan mengumumkan darurat militer dan memberhentikan aktivitas pda pelabuhan pemuatan utama dan fasilitas energi, yang berpotensi menghentikan jutaan barel ekspor minyak.

"Ini adalah pemahaman kami bahwa Gedung Putih secara aktif terlibat dalam menjangkau produsen utama domestik dan asing tentang perencanaan kontingensi untuk menjaga pasar dipasok dengan baik jika krisis berdampak pada produksi Rusia," ujar Analis RBC Capital Markets, Helima Croft, dilansir Reuters, Senin (26/6/2023).

Analis Goldman Sachs mengatakan pasar mungkin memberi harga pada probabilitas yang cukup tinggi bahwa volatilitas domestik di Rusia menyebabkan gangguan pasokan. Namun, dampaknya mungkin terbatas karena fundamental spot tidak berubah, tambah para analis.

Di sisi lain, baik Brent dan WTI turun sekitar 3,6 persen minggu lalu karena kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Bank Sentral AS atau Federal Reserves dapat melemahkan permintaan minyak pada saat pemulihan ekonomi China juga telah mengecewakan investor setelah beberapa bulan data konsumsi, produksi, dan pasar properti yang lebih lembut dari perkiraan.

"Pertumbuhan ekonomi Tiongkok telah menjadi mimpi buruk bagi pasar komoditas, khususnya di minyak dan logam industri," kata analis CMC Markets Tina Teng.

(SLF)

SHARE