ECONOMICS

Rusia Keluar dari Kesepakatan Laut Hitam, Pasokan Pangan Dunia Terancam

Febrina Ratna 31/10/2022 13:47 WIB

Rusia memutuskan keluar dari kesepakatan perdagangan di Laut Hitam. Hal itu bakal mengancam pasokan pangan ke berbagai negara.

Rusia Keluar dari Kesepakatan Laut Hitam, Pasokan Pangan Dunia Terancam. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Rusia memutuskan keluar dari kesepakatan perdagangan Laut Hitam. Hal itu bakal mengancam pengiriman berbagai komoditas pangan ke negara-negara yang bergantung pada impor.

Rusia pada Sabtu (29/10/2022) menangguhkan partisipasi dalam kesepakatan biji-bijian PBB untuk "jangka waktu tidak terbatas", setelah Ukraina menyerang besar-besaran terhadap armada Laut Hitam di Krimea dengan pesawat tanpa awak.

Dua pedagang di Singapura memproyeksi keputusan Rusia bakal memperdalam krisis pangan global dan memicu kenaikan harga. Ratusan ribu ton gandum yang dipesan untuk pengiriman ke Afrika dan Timur Tengah berisiko batal setelah Rusia menarik dari perjanjian dagang tersebut.

Sementara ekspor jagung Ukraina ke Eropa akan terpukul. "Kalau saya harus mengganti kapal yang seharusnya datang dari Ukraina, apa saja pilihannya? Tidak banyak," kata salah satu pedagang biji-bijian asal Singapura yang memasok gandum ke pembeli di Asia dan Timur Tengah dikutip dari Reuters, Senin (31/10/2022).

Awal tahun ini harga gandum global melonjak ke level tertinggi sepanjang masa dan jagung mencapai level tertinggi 10 tahun karena invasi Rusia ke Ukraina. Ditambah dengan harga bahan bakar ke reli yang dipicu oleh cuaca buruk dan gangguan pasokan akibat COVID-19.

Australia, pemasok gandum utama ke Asia, tidak mungkin dapat mengisi kesenjangan pasokan, dengan slot pengiriman dipesan hingga Februari.

Tidak ada kapal yang bergerak melalui koridor maritim yang ditetapkan pada Minggu (30/10/2022). PBB, Turki dan Ukraina, terus melanjutkan implementasi kesepakatan biji-bijian Laut Hitam dan menyetujui rencana transit bagi 16 kapal pada Senin (31/10/2022) sebelum bergerak maju, meskipun Rusia menarik diri.

"Kita harus melihat bagaimana situasinya. Tidak jelas apakah Ukraina akan terus mengirimkan biji-bijian dan apa yang terjadi pada ekspor Rusia," kata pedagang biji-bijian yang berbasis di Singapura.

Dampak pada Indonesia

Gandum berjangka Chicago pada hari Senin melonjak lebih dari 5% dan jagung naik lebih dari 2%. Pembeli Asia baru-baru ini memesan kargo gandum Ukraina termasuk Indonesia, importir gandum terbesar kedua di dunia, meskipun wilayah tersebut biasanya bergantung pada Australia dan Amerika Utara.

Dalam kesepakatan baru-baru ini, pabrik penggilingan Indonesia membeli empat kargo atau sekitar 200.000 ton gandum Ukraina untuk pengiriman November dalam kesepakatan yang ditandatangani selama beberapa minggu terakhir, kata para pedagang.

Pekan lalu, sebuah lembaga pemerintah di Pakistan membeli sekitar 385.000 ton gandum dalam tender yang kemungkinan bersumber dari Rusia dan Ukraina.

"Kami tidak yakin apakah Rusia akan terus mengekspor gandum atau akan aman bagi kapal yang membawa gandum Rusia untuk dikirim dari Laut Hitam meskipun ekspor Ukraina tetap diblokir," kata pedagang kedua yang berbasis di Singapura di sebuah perusahaan internasional.

Di bawah kesepakatan biji-bijian yang diprakarsai PBB, Pusat Koordinasi Gabungan (JCC) yang terdiri dari pejabat PBB, Turki, Rusia dan Ukraina, sebelumnya menyetujui pergerakan kapal dan memeriksa kapal. Lebih dari 9,5 juta ton jagung, gandum, produk bunga matahari, barley, rapeseed dan kedelai telah diekspor dari Laut Hitam sejak Juli lalu.

(FRI)

SHARE