ECONOMICS

Saham Booming Saat Pandemi, Investor Diminta Tetap Utamakan Dana Darurat 

Advenia Elisabeth/MPI 23/06/2021 12:19 WIB

Saat banyak investor melirik saham, pastikan investor tidak melupakan alokasi dana darurat.

Saham dan dana darurat (MNC Media)

IDXChannel – Tak dipungkiri, dimasa pandemi banyak orang mulai melirik saham. Namun sayangnya banyak yang melupakan alokasi dana darurat.

Founder komunitas Investor Saham Pemula, Frisca Devi Choirina mengatakan investor pemula sebaiknya tetap menggunakan uang dingin (dana yang tak terpakai) dalam berinvestasi. Terlebih lagi dalam situasi pandemi Covid-19, keperluan dana darurat sangat vital.

“Apalagi di sikon Covid-19 seperti ini sebaiknya dana darurat tetap utama, tidak perlu memaksakan harus berinvestasi saham dalam jumlah atau nominal yang berlebih, sesuaikan saja dengan kondisi finansialnya saat ini,” ujarnya kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Selasa (22/6/2021). 

Dalam bermain saham, Frisca menjelaskan, investor pemula tidak perlu panik jika menghadapi penurunan harga saham. Sebab, saham adalah intrumen yang fluktuatif (naik/turun) setiap waktu.

“Asalkan sudah cicil beli saham berfundamental bagus seharusnya tetap bisa tenang secara psikologis atau mental,” ungkapnya. Frisca juga menyarankan selama berada pada situasi pandemi Covid-19 dimana kondisi dan situasi ekonomi tidak pasti, sebaiknya para investor pemula menerapkan sistem cicil bertahap atau Dolar Cost Averaging (DCA) dalam pembelian saham, dan tetap memprioritaskan membeli emiten-emiten yang likuid berfundamental bagus.

“Jangan sampai terjebak di saham-saham yang berfluktuasi tinggi di tengah maraknya habit ‘FOMO’ di kalangan investor alias beli saham hanya karena ikut-ikutan tanpa tahu persis saham apa yg mereka beli,” ujarnya. Dia menambahkan untuk prospek jangka panjang investasi saham masih tetap menjanjikan, namun untuk jangka pendek-menengah. Dengan kata lain fluktuasi masih terus berlanjut mengingat kondisi Covid-19  di global.

Sementara itu, Frisca juga menjelaskan mengenai uang Kripto. Menurutnya, kripto jauh lebih sangat volatil sebab perdagangannya bersifat internasional. Namun dirinya tidak merekomendasikan uang kripto untuk investor pemula.

“Saya tidak merekomendasikan investor pemula yang baru terjun di dunia investasi. Kalau yang tidak mau ‘jantungan’ sebaiknya jangan langsung coba-coba di kripto. Kecuali sudah punya pengalaman jam terbang di berbagai instrumen investasi yang fluktuatif. Intinya harus memahami dulu instrument investasi yang mau dibeli, terkait risk dan benefitnya agar tidak berspekulasi,” pungkasnya. 

(IND) 

SHARE