Sandiaga Ingatkan UMKM Harus Bersiap Diri Hadapi Resesi 2023
Sandiaga Uno menekankan pentingnya peran UMKM dalam menghadapi resesi pada 2023.
IDXChannel - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, menekankan pentingnya peran UMKM dalam menghadapi resesi pada 2023. Menurutnya, semua pihak harus bersiap diri untuk menghadapi potensi tantangan yang harus dihadapi, seperti black swan event.
Hal tersebut dia diutarakan saat memberikan sambutan dalam Kuliah Umum Universitas Diponegoro, dengan tema Kebijakan Pariwisata yang Agile dan Inovatif dalam memenangkan persaingan di Era VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, and Ambigious), Sabtu (15/10/2022).
"Bapak Presiden selalu menyampaikan bahwa saat ini ekonomi sekarang sedang sulit dan tahun depan gelap. Kita harus definisikan gelap itu apa. Gelap itu didefinisikan bergejolak, khawatir dengan keadaan di sekitar kita," ujarnya seperti dikutip dari keterangan resmi, Senin (17/10/2022).
Sandi menerangkan pentingnya upaya untuk menghadapi situasi yang tidak pasti tersebut dengan mengetahui berbagai macam resiko yang ada. Seperti votality yang dapat membuka ruang untuk hal-hal tidak terduga atau tidak jelas dalam.
Menurutnya seluruh stakeholders harus paham, saat gelap harus menyalakan pelita, untuk pariwisata dengan mengetahui resiko dan tantangan perekonomian. Untuk itu, Ia pun menyebutkan salah satu upaya untuk meminimalisir resiko tersebut adalah dengan menguatkan sektor UMKM.
"Pandemi Covid-19 sudah transisi, harus ada penguatan, karena 97 persen lapangan kerja itu dari UMKM maka Kemenparekraf memperkuat sektor UMKM," tegas Sandi.
Dipaparkan Sandi, situasi tidak pasti disebabkan karena adanya krisis energi dan pangan yang berasal dari geo politik global. Adanya ketimpangan global harus disikapi melalui ruang stimulus fiskal untuk Covid-19 dan transisi ke pertumbuhan yang berkelanjutan dengan energi baru dan terbarukan.
Ia pun menyebutkan para pelaku sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga perlu berdaptasi dengan tren sektor pariwisata saat ini. Saat ini, kata Sandi, pariwisata pasca pandemi Covid-19 berubah total, tren pariwisata global jangka menengah dan panjang menghadirkan konsep personalisasi, kustomisasi, lokal, dan lebih kecil dalam jumlah.
Penggunaan virtual intelligence dan big data, remote working, perubahan rantai pasok global menuju green recovery. Oleh karena itu, para pelaku industri harus memahami kegiatan berkelanjutan harus diutamakan.
Kemenparekraf pun sekarang selain melihat jumlah turis yang datang, juga mengedepankan kualitas wisata yakni dengan memastikan turis yang datang berdampak besar untuk sektor Parekraf lokal. Hal tersebut diharapkan dapat mendorong inovasi, adaptasi, kolaborasi dalam sektor Parekraf.
"Dulu kita hanya menghitung jumlah kunjungan wisatawan, kita tidak terlalu peduli dengan lama mereka tinggal dan dampak terhadap masyarakat sekitar seperti apa, sekarang kita memikirkan dampak terhadap kehidupan lokal," ungkap Sandi.
Upaya tersebut, lanjutnya, berbuah manis dengan semakin meningkatnya indeks pariwisata Indonesia selama beberapa waktu terakhir. Selama 18 bulan terakhir, transisi dan indeks pariwisata Indonesia meloncat 8 peringkat mengalahkan Malaysia dan Vietnam.
"Efek positif tersebut hadir karena kita memiliki destinasi wisata alam dan budaya, serta kebijakan prioritas dan pendekatan pariwisata yang inklusif," jelas Sandi.
Kemenparekraf, Sandi bilang, telah menggelontorkan berbagai program untuk memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif seperti desa wisata, dan destinasi super prioritas yang diharapkan dapat menciptakan 4,4 juta lapangan pekerjaan pada 2024.
"Harapannya agar kesejahteraan dan pendapatan masyarakat meningkat, menghapus kemiskinan dan memupuk rasa cinta tanah air dan mengangkat citra bangsa dengan beragam destinasi wisata di seluruh daerah di Indonesia," ucap dia.
Pertumbuhan dan akselerasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terus didorong Kemenparekraf dengan mengutamakan inovasi, digitalisasi, serta pemberdayaan yang berkelanjutan.
"Kami akan mengedepankan kebijakan inklusif, kolaboratif, dan berkelanjutan. Sehingga apa yang sudah dilakukan sejak 8 tahun terakhir ini bisa terus dilanjutkan oleh pemimpin yang terpilih di 2024," tandas Sandi.
(NDA)