Sebelumnya Mengecam, Kini Jerman Kembali Pakai Batu Bara
Jerman kembali menggunakan batu bara sebagai sumber energi saat ini.
IDXChannel - Jerman kembali menggunakan batu bara sebagai sumber energi utama saat ini. Sumber energi yang tidak ramah lingkungan tersebut digunakan untuk harus mencukupi kebutuhan energinya di tengah bencana krisis.
Mengutip Reuters, berdasarkan laporan dari Kantor Statistik Jerman, Pemerintah Jerman telah menggunakan energi batu bara untuk memenuhi 36,3% kebutuhan pembangkit listrik bagi masyarakat Jerman dalam kurun waktu Juli hingga September.
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan kuartal ketiga tahun 2021, yaitu sebesar 31,9%.
Partai Hijau Jerman, yang saat ini menduduki beberapa jabatan kementerian sebelumnya telah lama mengecam penggunaan energi batu bara, karena tidak ramah terhadap lingkungan.
Namun, perang Rusia-Ukraina yang berdampak terhadap krisis energi membuat penggunaan energi batu bara kembali diminati.
Data mengungkapkan bahwa output pembangkit batu bara menjadi energi listrik mengalami kenaikan sebesar 13,3% secara year-on-year dan menjadi 42,9 terawatt hour (TWh) dalam kurun waktu Juli hingga September.
Total output daya Jerman pada tahun 2022 sebesar 118,1 TWh, tertinggal dari periode yang sama di tahun 2021, sebesar 0,5%.
Penggunaan Pembangkit listrik tenaga gas juga mengalami kenaikan, walaupun harganya melonjak tinggi.
Hal tersebut terjadi karena output yang dihasilkan dari pembangkit tenaga angin dan air masih rendah.
Selain itu, jumlah produksi nuklir dalam negeri juga mengalami penurunan dalam kurun waktu Juli-september. Jerman tetap berupaya menggunakan tenaga nuklir, karena hanya terdapat tiga reaktor nuklir yang masih aktif. Semenjak krisis Fukushima, Jerman memutuskan untuk mengurangi penggunaan energi nuklir karena risiko yang ditimbulkan.
Di tengah krisis energi gas, Jerman memutuskan untuk mengaktifkan kembali pembangkit batu bara yang telah tutup atau yang hanya sebagai cadangan, walaupun jumlahnya terbatas.
Laporan yang berasal dari pasar batu bara tahunan IEA, mengatakan "Hanya di Jerman, dengan 10 gigawatt (GW), pembalikan pada skala yang signifikan. Ini telah meningkatkan pembangkit listrik batubara di Uni Eropa, yang diperkirakan akan tetap pada level yang lebih tinggi ini untuk beberapa waktu”.
IEA mengatakan bahwa jumlah penggunaan batu bara secara global telah mencapai angka tertinggi dengan jumlah penggunaan mencapai 8 miliar ton pada tahun ini. Jerman menjadi negara dengan kenaikan tertinggi, yaitu 19% atau setara dengan 26 juta ton.
Pemerintah Jerman telah mengizinkan pembangkit listrik batu bara beroperasi hingga Maret 2024, padahal sebelumnya Pemerintah Jerman berniat menonaktifkan 1,6 GW pembangkit listrik batu bara pada akhir 2022.
IEA mengungkapkan bahwa pemerintah Jermah telah menyiapkan cadangan pembangkit gas dengan kapasitas 11,6 GW. Cadangan tersebut mencakup 1,9 GW lignit (batu bara jenis coklat) dan 4,3 GW pembangkit listrik batu bara keras yang kembali diizinkan untuk dipasarkan hingga 2024.
Pemerintah Jerman memutusakan untuk menunda penonaktifkan 2,6 GW pembangkit batu bara keras dan 1,2 GW pembangkit tenaga batu bara lignit.
Destatis mengungkapkan tahun 2022 kemungkinan menjadi tahun pertama Jerman mengekspor tenaga listrik ke Perancis, jika dilihat melalui data statistik yang mereka susun semenjak 1990.
IEA menambahkan bahwa Jerman harus kembali menjadi pengimpor listrik bersih dalam beberapa tahun mendatang, karena perkiraan peningkatan produksi listrik dari energi terbarukan dan pemulihan ketersediaan tenaga nuklir Prancis.
Penulis : Ahmad Dwiantoro
(SLF)