ECONOMICS

Selain AstraZeneca, UI Gelar Uji Klinis Vaksin Covid-19 Longcom

Yulistyo Pratomo 10/03/2021 11:15 WIB

Dua perguruan tinggi dan dua rumah sakit akan menggelar uji klinis terhadap vaksin buatan Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical dari China.

Selain AstraZeneca, UI Gelar Uji Klinis Vaksin Covid-19 Longcom. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan Izin otorisasi penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca. Namun demikian, sejumlah perguruan tinggi RI tengah melakukan uji klinis terhadap vaksin lainnya dari China.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI), RS Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta, FK Universitas Padjajaran, dan RS Hasan Sadikin di Bandung, segera melaksanakan uji klinis fase III untuk vaksin rekombinan COVID-19.

Vaksin tersebut dikembangkan Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical, yangmerupakan produsen vaksin asal China. 

"Vaksin rekombinan/protein sub-unit lebih selektif dan spesifik, hanya menggunakan Spike protein yang terdapat pada permukaan virus," kata Kepala instalasi pengembangan dan inovasi Perwakilan RSCM, Andri Maruli Tua Lubis, Sp.OT (K) dalam konferensi virtual, dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (10/3/2021).

Andri menjelaskan, pelaksanaan uji klinis fase III yang merupakan kelanjutan dari uji klinis fase I dan II yang telah dilakukan sebelumnya di China. Adapun hasil dari fase I dan fase II menunjukkan vaksin ini dinilai aman dan memiliki Imunogenisitas (kemampuan membentuk antibodi) yang sangat baik.

Sementara dalam Fase III, selain mengamati Keamanan dan Imunogenisitas, juga akan diamati Efikasi, yaitu kemampuan vaksin melindungi orang yang telah divaksinasi dari serangan penyakit Covid-19. 

Sementara itu, Dekan FKUI, Ari Fahrial Syam dan Hindra Irawan Satari menguraikan uji klinis fase III vaksin Covid-19 Longcom ini akan dilakukan di beberapa negara pada 29.000 orang relawan. Meliputi Uzbekistan 7.000 orang, Ekuador 7.000 orang, Pakistan 10.000 orang, China 1.000 orang, dan Indonesia 4.000 orang.

"Uji klinis fase III di Indonesia akan dilaksanakan di Jakarta pada 2.000 relawan dan di Bandung pada 2.000 orang relawan dengan target kelompok umur 18 tahun ke atas (termasuk untuk usia di atas 59 tahun)," tuturnya.

Pada Uji klinis fase III, lanjut dia, setiap relawan akan menerima tiga kali suntikan, dengan interval waktu 1 bulan antar penyuntikan. 

"Sesuai rekomendasi WHO, pengamatan uji klinis akan dilakukan selama 1 tahun. Diharapkan dengan pemberian tiga kali suntikan akan memberi efikasi yang lebih tinggi dan perlindungan yang lebih lama," ungkapnya.

Sebagai informasi, peneliti utama dalam uji klinis fase III di Jakarta adalah Hindra Irawan Satari. Pelaksaan uji klinis akan dilaksanakan di sepuluh Puskesmas, yaitu Puskesmas Kecamatan Senen, Koja, Tambora, Pasar Minggu, Jatinegara, Cempaka Putih, Cilincing, Cengkareng, Pesanggrahan, dan Kramat Jati. 

Adapun pelaksanaan uji klinis fase 3 ini telah melalui serangkaian proses perijinan, yaitu persetujuan Komite Etik FKUI-RSCM pada tanggal 21 Januari 2021, dan persetujuan dari BPOM RI, serta persetujuan Gubernur DKI Jakarta, serta Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta.

Vaksin yang akan digunakan pada uji klinis ini juga telah melalui pengujian mutu oleh PPPOMN, dan terbukti memenuhi persyaratan mutu dengan diterbitkannya Sertifikat Lot Release pada tanggal 23 Februari 2021. 

"Kami ingin berperan aktif membantu Pemerintah dalam rangka percepatan penanggulangan pandemi Covid-19 di Indonesia. Kami berkomitmen akan terus berkoordinasi dengan BPOM. Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, Satuan Tugas Covid-19, dan Pemerintah Daerah," kata Hindra.

"Kami yakin bahwa hasil uji klinis fase 3 ini akan sangat bermanfaat untuk Pemerintah, baik dalam hal security of supply dan juga dalam penyusunan kebijakan percepatan penanganan pandemi Covid-19," pungkasnya. (TYO)

SHARE