Sepertiga Dunia Bakal Resesi, Wamenkeu Ungkap Empat Cara RI Bertahan
Wamenkeu menyebut sepertiga dunia akan ada di dalam masa sangat sulit, bahkan resesi. Namun, Indonesia punya cara untuk tetap menjaga pertumbuhan ekonomi.
IDXChannel - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengingatkan bayang-bayang ketidakpastian global harus terus diwaspadai. Apalagi sepertiga dunia akan ada di dalam periode yang sangat sulit, bahkan resesi.
“Dua pertiga pasti kena dampak, tetapi dampaknya hampir pasti berbeda-beda. Untuk Indonesia, kita minimalkan dengan fundamental domestiknya yang kuat. Itu yang sumber optimismenya,” ujar Suahasil di Jakarta, Jumat (13/1/2023).
Untuk mengantisipasi dampak resesi yang sudah terjadi di negara maju, dia menyebut Indonesia perlu untuk mencari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi yang baru. Beberapa di antaranya melanjutkan hilirisasi sumber daya alam, menggunakan produk dalam negeri, mendorong UMKM, dan melakukan transisi menuju ekonomi hijau.
“Ini sudah mulai digaungkan dan kita terus lakukan dengan disiplin karena akan menciptakan banyak sekali multiplier effect di dalam negeri. Empat ini adalah sumber pertumbuhan ekonomi baru Indonesia dan itu didorong oleh fundamental kita,” kata Suahasil.
Di sisi lain, ketika dunia mengalami resesi, dia sektor-sektor yang memiliki eksposur ke global yang tinggi, seperti sektor keuangan, bakal langsung terdampak. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya mewaspadai hal tersebut.
“Pasti kita harus sangat-sangat waspada bagaimana hubungan financial sector kita dengan global,” kata Suahasil.
Sektor lainnya yang juga terdampak resesi adalah sektor-sektor manufaktur yang melakukan ekspor. Menurutnya, ketika pendapatan di negara-negara tujuan ekspor menurun, permintaan barang dan jasa ke Indonesia juga ikut menurun. Untuk itu, perlu meningkatkan kompetensi dan memperbaiki efisiensi.
“Dunia usaha kemudian meningkatkan penggunaan input yang efisien sehingga produknya itu menjadi kompetitif harganya. Ini mesti diterjemahkan ke setiap dunia usaha.”
“Teman-teman di asosiasi sekarang saya rasa sudah cukup mendalami ini dan kita tentu akan men-support dari pemerintah seperti apa yang harus kita lakukan untuk menjaga competitiveness kita terhadap barang-barang yang kita ekspor ke luar,” ujarnya.
Di sisi lain, dia menyebut perekonomian Indonesia pada 2022 tumbuh tinggi dengan kegiatan ekonomi yang juga meningkat. APBN 2022 telah bekerja keras sebagai shock absorber untuk melindungi masyarakat dan menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional.
Kinerja positif APBN 2022 akan menjadi modal kuat menghadapi ketidakpastian situasi global dan konsolidasi fiskal tahun 2023. Hal tersebut dapat dilihat dari indikator-indikator ekonomi yang memberikan optimisme, seperti indikator permintaan listrik, ritel, dan lain sebagainya. Namun, dirinya
“Kita keluar dari periode pandemi dan kita memiliki ketahanan yang cukup kuat. Ibaratnya, kuda-kuda kaki kita itu cukup kuat untuk masuk ke 2023,” ujar Suahasil
(FRI)