ECONOMICS

Siap-Siap, Harga Rumah Bakal Naik di 2024 Meski Ada Pemilu dan Diskon Pajak

Fiki Ariyanti 08/12/2023 10:52 WIB

Harga rumah tapak diproyeksi akan meningkat pada 2024. Hal ini seiring dengan peningkatan daya beli masyarakat meski ada Pemilu 2024.

Siap-Siap, Harga Rumah Bakal Naik di 2024 Meski Ada Pemilu dan Diskon Pajak (foto mnc media)

IDXChannel - Perusahaan jasa real estate, Cushman & Wakefield memperkirakan, harga rumah tapak akan meningkat pada 2024. Hal ini seiring dengan peningkatan daya beli masyarakat yang akan mendorong permintaan rumah meski ada Pemilihan Umum (Pemilu) tahun depan. 

Vice Chairman dari Cushman & Wakefield Indonesia, Handa Sulaiman mengatakan, adanya inflasi mempengaruhi biaya bahan bangunan, serta perkembangan infrastruktur di Jabodetabek, seperti MRT, LRT, dan akses jalan tol yang akan menyebabkan kenaikan harga tanah.

"Harga jual rumah secara keseluruhan diperkirakan akan meningkat pada 2024. Apabila ekonomi makro membaik sebagaimana diharapkan dan sentimen politik tetap positif, harga perumahan tapak diperkirakan akan meningkat, terutama apabila
Pemilu 2024 diselesaikan dengan baik dan mulus," ungkap dia dalam keterangan resminya, Jumat (8/12).

Walaupun tahun politik sering dinilai sebagai sentimen negatif bagi bisnis properti, namun menurut Handa, pengembang melihat Pemilu 2024 dapat menjadi peluang, sebab daya beli disebut
akan meningkat. 

Pada November 2023, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menhaan level suku bunga acuan di 6% untuk mengendalikan inflasi di 2024 yang dinilai cukup wajar dan tidak terlalu mempengaruhi KPR.

Ditambah lagi dengan pemberian insentif untuk pembelian rumah baru (stok) di bawah Rp5 miliar dan membebaskan PPN 100% (untuk rumah dengan nilai jual objek pajak maksimal Rp 2 miliar), yang berlaku hingga Juni 2024, maka akan mendorong permintaan rumah. Untuk periode Juli hingga Desember 2024, pemerintah akan memberikan diskon PPN sebesar 50%  

"Permintaan kumulatif diproyeksikan meningkat sekitar 2,8% YoY pada 2024. Insentif PPN DTP diperkirakan akan menjadi pendorong utama terhadap permintaan kumulatif perumahan tapak di sepanjang 2024," ujar Handa.

Selain itu, kebijakan baru terkait kemudahan WNA dalam membeli properti di Indonesia dengan paspor juga diprediksi dapat menjadi pendorong permintaan di 2024, walaupun tidak signifikan.

Sementara dari sisi pasokan, Handa mengaku, pengembang perumahan tapak diperkirakan akan tetap aktif meluncurkan produk baru karena adanya permintaan yang berkelanjutan. 

"Pasokan kumulatif perumahan tapak diperkirakan akan meningkat secara stabil sekitar 2,6% YoY pada 2024," jelasnya.

Pengembang, sambung Handa, perlu menyiasati penjualan rumah tapak dengan memberi promosi menarik, seperti penerapan suku bunga KPR self subsidi dan keringanan down payment (DP).

(Penulis: Mutiara Cahyani/Magang)

(FAY)

SHARE