ECONOMICS

Siap-siap Shoppers, Belanja di Pasar Kini Wajib Pakai QRIS

Advenia Elisabeth/MPI 05/11/2021 17:47 WIB

Untuk menghindari adanya kontak fisik antar manusia di masa pandemi, transaksi tanpa uang tunai atau cashless menjadi sebuah keharusan.

Siap-siap Shoppers, Belanja di Pasar Kini Wajib Pakai QRIS. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Untuk menghindari adanya kontak fisik antar manusia di masa pandemi, transaksi tanpa uang tunai atau cashless menjadi sebuah keharusan. Salah satu alat pembayaran cashless adalah menggunakan QRIS.

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga, menyatakan ke depan penggunaan QRIS harus bisa sampai pada pedagang wilayah Indonesia, termasuk wilayah pelosok.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya pemerintah dan bank sentral untuk menggenjot masyarakat Indonesia agar melek teknologi. Pasalnya, Indonesia sudah masuk era digital, segala sesuatu sudah mengandalkan teknologi digital.

"Disini sudah 169 lapak yang terdaftar. Semuanya pakai QRIS. Ke depan akan berlanjut ke wilayah-wilayah lain, sampai ke pelosok juga. Sekarang mengawalinya di pasar Minahasa. Pedagang-pedagang bersiap, kita semua harus melek teknologi," ujar Wamendag saat mensosialisasikan QRIS di Pasar Minahasa, Sulawesi Utara, Jumat (5/11/2021).

Jerry menerangkan bahwasanya QRIS ini adalah QR Code luar biasa yang dapat membantu masyarakat untuk tidak pakai uang fisik lagi. Cukup menyimpan uang di ponsel, buka aplikasi QRIS, maka proses transaksi bisa langsung diproses.

Dengan demikian, masyarakat terutama ibu-ibu di pasar sudah tidak perlu lagi bawa uang cash untuk membeli kebutuhan dapur.

"Kita akan aplikasikan di beberapa titik termasuk di pasar tradisional dan pusat perbelanjaan. Disiplin protokol kesehatan itu bisa dilakukan dengan salah satunya pakai QRIS karena mudah dan efisien digunakan. Yang paling terpentingnya lagi, penggunaan QRIS ini mendorong para pedagang untuk melek teknologi," jelasnya.

Senada, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Sugeng pun turut bersemangat dalam memberikan sosialisasi kepada para pedagang di Minahasa. Sebab, sebelum inisiasi ini diimplementasikan, pihaknya pesimis bahwa penggunaan di lapangan akan sulit dilakukan.

Namun, ternyata dugaannya tersebut salah, justru penggunaan QRIS oleh para pedagang di pasar sangat mudah dipahami dan cepat dipraktikkan.

"Dulu kami sempat pesimis, di pasar tradisional ini nanti susah. Tapi ternyata salah, buktinya sekarang bisa diimplementasikan. Terbukti tadi waktu saya ke pasar, ibu-ibu pedagang cepat bisa menggunakannya," ungkap Sugeng.

Dia menambahkan, adanya QRIS ini sangat membantu, terlebih di masa pandemi sekarang ini. Banyak keuntungan-keuntungan jika masyarakat menggunakan QRIS.

Selain mudah dipakai, QRIS ini juga menghindari masyarakat melakukan transaksi langsung dengan uang kertas. Sehingga tidak perlu pakai uang recehan atau kertas lagi.

"Kalau semua nanti sudah pakai QRIS, masyarakat sudah tidak lagi dapat kembaliannya recehan koin atau permen sebagai gantinya. Dijamin enak pakai QRIS," tegasnya.

"QRIS ini nanti akan diimplementasikan pada pasar-pasar dan pusat perbelanjaan. Kami dari BI akan terus bersinergi dengan Kemendag dalam rangka memastikan digitalisasi ini jalan sampai ke seluruh tempat," tukasnya. (TYO)

SHARE