ECONOMICS

Siapkan Bantuan USD1 Miliar, EBRD Bantu Mesir Transisi Energi dari Gas ke Tenaga Angin

Tim IDXChannel 14/09/2022 07:11 WIB

Mesir didorong untuk lebih memanfaatkan pembangkit listrik tenaga angin yang dinilai memiliki potensi besar di negara tersebut.

Siapkan Bantuan USD1 Miliar, EBRD Bantu Mesir Transisi Energi dari Gas ke Tenaga Angin (foto: MNC Media)

IDXChannel - Bank Rekonstruksi dan Pembangunan Eropa (European Bank for Reconstruction and Development/EBRD) mengklaim telah menyiapkan pendanaan hingga USD1 miliar untuk membantu Mesir menonaktifkan pembangkit listrik tenaga gas yang dimilikinya saat ini.

Penonaktifan pembangkit berkapasitas 5 gigawatt (GW) itu dilakukan, salah satunya, sebagai upaya penghematan pasokan gas dunia yang tengah menghadapi ancaman krisis energi seiring dihentikannya pasokan gas dari Rusia ke negara-negara Eropa.

Sebagai gantinya, Mesir didorong untuk lebih memanfaatkan pembangkit listrik tenaga angin yang dinilai memiliki potensi besar di negara tersebut. Rencananya, proses transisi bakal mulai dilakukan mulai 2023 mendatang.

"EBRD akan mengumpulkan hingga $300 juta dalam pembiayaan negara untuk proyek-proyek termasuk pekerjaan menstabilkan jaringan listrik Mesir, menambah penyimpanan baterai, mengembangkan rantai pasokan lokal untuk energi terbarukan dan melatih pekerja," ujar Direktur Pelaksana EBRD untuk wilayah selatan dan timur negara Mediterania, Heike Harmgart, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (12/9/2022). 

Menurut Harmgart, USD1 miliar lainnya yang dijanjikan untuk energi terbarukan akan menjadi sekitar sepersepuluh dari pembiayaan swasta yang dibutuhkan untuk 10 GW dari sebagian besar proyek tenaga angin yang direncanakan oleh pemerintah pada tahun 2028. 

Mesir adalah produsen gas alam yang berusaha mengurangi konsumsi domestik sehingga dapat mengekspor lebih banyak gas alam ke Eropa pada saat harga dan permintaan tinggi akibat invasi Rusia ke Ukraina.

Negara ini memiliki surplus daya setelah memasang tiga pembangkit listrik besar berbahan bakar gas yang dibangun oleh Siemens mulai tahun 2015 lalu. Dengan mengekspor gas ke wilayah yang membutuhkan seperti negara-negara Uni Eropa, pemerintah Mesir berharap dapat menahan tekanan pada mata uang domestiknya pasca perang Rusia-Ukraina. (TSA)

Penulis: Nur Pahdilah

SHARE