ECONOMICS

Simak Fakta-fakta Kereta Cepat yang Beroperasi di 2023

Kunthi Fahmar Sandy 01/08/2022 14:18 WIB

Biaya proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) itu membengkak hingga USD1,176 miliar atau ekuivalen dengan Rp16,8 triliun.

Simak Fakta-fakta Kereta Cepat yang Beroperasi di 2023 (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah tengah mengkaji biaya konstruksi untuk proyek kereta cepat Jakarta Bandung yang mengalami pembengkakan. 

Simak di sini fakta kereta cepat Jakarta-Bandung seperti dikutip dari Okezone, Senin (1/8/2022)

1. Biaya Proyek Bengkak

Adanya pembengkakan biaya ini membuat mitra kerja sama Indonesia yaitu China meminta agar pemerintah Indonesia dapat membiayai pembekakan biaya konstruksi. 

Menurut juru bicara Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Eri Satriana menyatakan bahwa biaya proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) itu membengkak hingga USD1,176 miliar atau ekuivalen dengan Rp16,8 triliun. 

“BPKP diminta Kementerian BUM untuk melakukan review kereta cepat mulai akhir Desember 2021 lalu. Angkanya sebesar USD1,176 miliar atau setara dengan Rp16,8 triliun,” jelas Eri seperti yang dilansir dari Okezone Senin (1/8/2022). 

2. Ternyata Ini Biang Kerok Pembengkan Biaya Proyek

Pembengkakan biaya proyek tersebut merupakan dampak dari pajak dan pengadaan lahan. Dengan begitu menurut Eri ada potensi kenaikan biaya cost overrun KCJB sebesar Rp2,3 triliun. 

Proyek Strategis Nasional (PSN) yang melibatkan kerja sama antara Indonesia dan China tersebut kini tengah melalui pembahasan terkait pembengkakan biaya. Adapun pihak China Development Bank (CDB) meminta agar pemerintah Indonesia dapat menanggung biaya pembengkakan tersebut lewat APBN. 

“Terkait hal ini, Kemenkeu sedang membahas, dan merupakan bagian dari kewajiban kita untuk berkontribusi dalam pembangunan, bukan cost of run,” jelas Wahyu Utomo Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian. 

3. Optimis Proyek Kereta Cepat Rampung 2023

Wahyu pun mengungkapkan secara optimis bahwa proyek kereta cepat ini dapar beroperasi di tahun 2023. Secara target, proyek ini molor karena menipisnya dana akibat pembengkakan biaya konstruksi. 

Adapun beberapa alasan mengapa biaya konstruksi mengalami pembengkakan, yaitu biaya pengadaan lahan dimana proses pengadaan lahan proyek cukup menyita waktu yang lama sehingga harga tanah pun mengalami kenaikan. Selain itu dampak pandemi Covid-19 yang melanda membuat proses pembangunan terhambat, sehingga membuat anggaran bertambah untuk kebutuhan karantina juga tes Covid-19 secara rutin.  

Proyek kereta cepat ini sedang dalam pengerjaan, dan yang tersisa saat ini adalah pengerjaan depo atau tempat menyimpan sekaligus tempat perawatan kereta api.

“Pihak kami bersama Kemenkomarves terus melakukan monitoring secara ketat untuk pengerjaan proyek kereta cepat. Sebagian besar konstruksi kereta cepat Jakarta-Bandung sudah selesai dikerja,” ujar Wahyu.

(Penulis Ribka C Magang idxchannel)

(SAN)

SHARE