sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sekolah Rusak Imbas Tiang Pancang Kereta Cepat, Guru-Siswa di Desa Cilame Aksi Protes

Economics editor Adi Haryanto
11/06/2022 02:30 WIB
Guru-iswa-siswi dari RA Nurul Azmi beserta warga menggeruduk kantor Desa Cilame untuk protes akibat sekolahnya rusak imbas proyek kereta cepat.
Sekolah Rusak Imbas Tiang Pancang Kereta Cepat, Guru-Siswa di Desa Cilame Aksi Protes (Dok.MNC)
Sekolah Rusak Imbas Tiang Pancang Kereta Cepat, Guru-Siswa di Desa Cilame Aksi Protes (Dok.MNC)

IDXChannel - Guru, orang tua, dan siswa-siswi dari RA Nurul Azmi beserta warga menggeruduk kantor Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jumat (10/6/2022) siang. 

Aksi itu sebagai bentuk protes karena permukiman dan sekolah mereka yang berlokasi di Kompleks Taman Bunga Cilame, kerap kebanjiran ketika hujan turun imbas dari pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). 

Tidak hanya itu, imbas dari proyek tersebut membuat akses ke sekolah rusak parah, area bermain anak rusak, dan bangunan sekolah retak-retak. Sehingga demi keselamatan siswa kegiatan belajar harus dipindahkan ke masjid. 

"Sebelum ada proyek KCIC sekolah gak pernah banjir. Sekarang sekolah kami selalu kebanjiran karena drainase yang ada di sekolah rusak karena tiang pancang kereta cepat," kata Kepala RA Nurul Azmi, Nining Yudianti (43) di Kantor Desa Cilame. 

Menurutnya, sekolahnya berada di RT 07/23 yang merupakan muara semua air dari wilayah atas yang juga nanyak dibangun perumahan baru. Akibatnya sejak tahun 2020 sekolah yang sudah didirikan sejak tahun 2005 itu sudah tiga kali diterjang banjir dengan skala besar.

"Kerusakannya banyak, ada dokumen sekolah, alat permainan edukatif, buku-buku, bangku, lemari, printer dan beberapa alat penunjang pendidikan lainnya, dengan nilai kerugian sekitar Rp50 juta," sebutnya. 

Dikatakannya, PT KCIC sempat menjanjikan akan memperbaiki drainase sisa proyek pembangunan tiang pancang. Namun, janji itu menguap hingga proyek pembangunan lintasan rel kereta itu selesai. 

"Sampai sekarang janji itu tidak ada realisasi," keluhnya.

Salah seorang siswa Bayezid mengaku sedih karena sekolahnya rusak. Apalagi sekarang harus ikut belajar di maskji karena ruangan kelasnya sering kebanjiran kalau hujan. "Pengen belajar lagi di sekolah, kalau gini sedih karena sekolahnya kena banjir. Pokoknya pengen cepat dibenerin sekolahnya," ucapnya polos. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement