ECONOMICS

Sistem Pengelolaan Air Limbah di Pekanbaru Sedot Anggaran Rp902 Miliar, Apa Keunggulannya?

Iqbal Dwi Purnama 02/06/2024 08:36 WIB

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALDT) Bambu Kuning, Kota Pekanbaru, Riau senilai Rp902 miliar telah diresmikian Presiden Jokowi.

Sistem Pengelolaan Air Limbah di Pekanbaru Sedot Anggaran Rp902 Miliar, Apa Keunggulannya? (foto dok pupr)

IDXChannel - Presiden Jokowi telah meresmikan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALDT) Bambu Kuning, Kota Pekanbaru, Riau. SPALDT ini menelan anggaran senilai Rp902 miliar. 

Lalu apa keunggulan sistem pengelolaan air di Pekanbaru tersebut?

Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Diana Kusumastuti menjelaskan, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kota Pekanbaru ini menggunakan teknologi FBAS dengan media, berupa akar tanaman dan biomodule yang berfungsi sebagai tempat berkembang biaknya mikro organisme yang akan menguraikan air limbah sebelum dialirkan ke sungai. 

"Untuk FBAS ini, medianya menetap sehingga lebih hemat energi dan lahannya lebih compact,” kata Diana dalam keterangannya, Jakarta, Minggu (2/6).

Kementerian PUPR berharap pemerintah daerah dapat menindaklanjuti pemanfaatan instalasi SPALDT seoptimal mungkin. Sebab, nasih banyak upaya yang harus dilakukan untuk memenuhi target sambungan rumah, agar SPALDT ini bisa bekerja optimal. 

"Mudah-mudahan bisa segera dipercepat, nanti kita akan dorong pemerintah daerah juga dengan Inpres air minum, sehingga bisa mengoptimalkan infrastruktur yang telah terbangun di Pekanbaru,” ujar Diana.

Sekadar informasi, SPALDT ini mulai dikerjakan di 2020 dan menelan biaya sebesar Rp902 miliar. Sebagian dibiayai ADB, APBN, dan APBD. 

SPALDT Bambu Kuning di Kota Pekanbaru memiliki kapasitas 8.000 meter kubik per hari dengan jaringan perpipaan untuk masuk rumah tangga mencapai 11.000 SR.

(FAY)

SHARE