ECONOMICS

SKK Migas Butuh Investasi Rp389,35 T untuk Capai 1 Juta Barel Minyak pada 2030

Rizky Fauzan 20/07/2022 02:02 WIB

Dengan investasi sekitar Rp389,35 triliun, SKK Migas yakin produksi minyak Indonesia bisa mencapai 1 juta barel pada 2030.

SKK Migas Butuh Investasi Rp389,35 T untuk Capai 1 Juta Barel Minyak pada 2030. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus mengejar target produksi 1 juta barel minyak pada 2030. Namun, untuk mencapai target tersebut dibutuhkan investasi yang tidak sedikit.

Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Mohammad Kemal mengatakan bahwa pihaknya memerlukan investasi baru hingga USD26 miliar atau setara dengan Rp389,35 triliun. Dengan begitu, Indonesia dapat memacu produksi 1 juta juta barel minyak per hari (bph) dan gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (bscfd) hingga 2030. 

"Investasi baru yang relatif besar itu diperlukan untuk mengurangi current account deficit (CAD) yang sudah cukup lebar untuk minyak pada tahun ini," ujarnya, Selasa (19/7/2022).

Berdasarkan catatan SKK Migas per Juni 2022, konsumsi minyak dalam negeri naik hingga 139 persen di tengah disrupsi pasokan energi dunia sedangkan konsumsi gas turun signifikan sebesar 298 persen. 

“Untuk minyak kalau kita lihat tren ke depan kebutuhan kita masih akan terus meningkat sehingga mau tidak mau kita harus memiliki target untuk menaikkan produksi untuk mengurangi CAD,” katanya. 

Kemal membeberkan, potensi cadangan migas di Indonesia relatif besar dengan 68 basin yang belum tereksplorasi optimal hingga tahun ini. Adapun SKK Migas melaporkan total cadangan minyak terbukti dalam negeri mencapai 3,2 miliar barel minyak (Billion Barrel Oil/BBO) dan gas mencapai 42,93 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/TCF) per 31 Desember 2021. 

“Tapi tentu saja tidak bisa dengan cara yang biasa-biasa saja karena investasi USD10 hingga US$14 miliar tidak akan tercapai target 2030 itu, kita harus terus meningkatkan investasi hingga di atas USD20 miliar hingga puncaknya US$26 miliar,” ujarnya. 

Adapun, SKK Migas terus mendorong adanya stimulus dan kebijakan insentif fiskal yang baru. Hal itu untuk mendorong upaya pembukaan cadangan migas yang prospektif dikerjakan oleh KKKS hingga 2030.

(FRI)

SHARE