SKK Migas Tunggu Laporan Pertamina Soal Pembentukan Konsorsium Akuisisi Blok Masela
SKK Migas hingga saat ini masih menunggu laporan dari PT Pertamina (Persero) terkait akuisisi 35% hak partisipasi Blok Masela dari Shell.
IDXChannel - Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Hudi D Suryodipuro mengungkapkan hingga saat ini masih menunggu laporan dari PT Pertamina (Persero) terkait akuisisi 35% hak partisipasi Blok Masela dari Shell.
Terkait Pertamina yang akan membentuk konsorsium bersama Petronas, Hudi menyebutkan bahwa sampai saat ini SKK Migas masih menunggu laporan dari Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) untuk proses akuisisi tersebut.
"Masih diskusi business to business, termasuk pembentukan konsorsium. Jadi kami juga masih menunggu laporan resmi dari K3S nya terkait dengan hal ini," terangnya kepada MNC Portal Indonesia, Kamis (4/5/2023).
Ia pun menyebutkan soal evaluasi pembentukan konsorsium juga menjadi hak Pertamina bukan SKK Migas.
"Kalau SKK Migas posisinya seperti yang saya sampaikan diatas," imbuhnya.
Sebelumnya, Kementerian ESDM melaporkan bahwa PT Pertamina telah membentuk konsorsium bersama perusahaan Migas asal Malaysia, Petronas, untuk mengakuisisi 35% saham yang dilepas oleh Shell pada pengelolaan Proyek Abadi LNG Blok Masela.
Kesepakatan konsorsium dinilai menjadi cara efektif untuk menekan risiko dan pendanaan tinggi sehingga dapat mempercepat pengembangan lapangan gas yang memiliki cadangan gas sebesar 4 triliun kaki kubik (TCF) tersebut.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Tutuka Ariadji, menyampaikan konsorsium Pertamina dan Petronas bakal segera menyampaikan klausul perjanjian yang mengikat atau binding offer terkait pengambilalihan 35% saham hak partisipasi pengelolaan Proyek Abadi LNG Blok Masela dari Shell pada April tahun ini.
"Mereka Pertamina dan Petronas bareng-bareng untuk ambil 35% saham Shell, sekarang sudah ada kesepakatan itu," jelas Tutuka saat ditemui di Gedung Nusantara I DPR pada Selasa (4/4/2023) lalu.
Nantinya, konsorsium Pertamina dan Petronas akan berkolaborasi dengan Inpex Corporation sebagai operator sekaligus pemegang saham mayoritas Blok Masela. Tutuka melanjutkan, Pertamina dan Petronas kini sedang dalam proses untuk menyepakati rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) bersama SKK Migas.
Satu poin utama yang dibahas dalam PoD tersebut adalah implementasi teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture and Storage (CCS). Adanya tambahan fasilitas CCS di Proyek LNG Masela berdampak pada biaya proyek yang membengkak sebesar US$1,4 miliar atau Rp21 triliun.
(SLF)