ECONOMICS

Soal Polemik LPG 3 KG, Bahlil: Saya Sudah Minta Maaf ke Rakyat

Riyan Rizki Roshali 08/02/2025 14:06 WIB

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengaku sudah meminta maaf kepada rakyat atas polemik larangan pengecer menjual LPG 3 Kilogram (Kg). 

Soal Polemik LPG 3 KG, Bahlil: Saya Sudah Minta Maaf ke Rakyat (foto mnc media)

IDXChannel - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengaku sudah meminta maaf kepada rakyat atas polemik larangan pengecer menjual LPG 3 Kilogram (Kg). 

“Kemarin ada sedikit yang kurang pas menurut saya dan saya sudah minta maaf kepada rakyat adalah sub pangkalan ini, pengecer ini tiba-tiba kita setop," kata Bahlil di DPP Partai Golkar, Jakarta, Sabtu (8/2/2025).

"Ini yang kemudian sekarang kita ubah bertahap, kita lakukan penataan agar mereka tetap bisa berjalan dan sekarang mereka sudah bisa berjalan,” ujarnya yang merupakan Ketua Umum Partai Golkar itu.

Bahlil menjelaskan, kebijakan tersebut diambil dengan tujuan baik. Dia mengaku, tidak mau ada mark up dalam penjualan tabung gas subsidi itu.

Lebih jauh, katanya, pemerintah sudah mensubsidi LPG 3 Kg Rp36.000 per tabungnya. Dengan begitu, harga jual gas tabung melon itu ke masyarakat seharusnya maksimal Rp19.000.

Namun, Bahlil menyebut banyak menerima laporan bahwa harga jual LPG 3 kg di masyarakat mencapai Rp25.000 hingga Rp30.000 per tabung.

"Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah apakah ini kita biarkan? Kalau memang kita konsen, Golkar sebagai bentuk daripada partai yang memperjuangkan apa yang menjadi hak rakyat, saya berpandangan ini harus kita luruskan yang bengkok," ujar dia.

Bahlil mengaku siap untuk mempertaruhkan reputasi dan nyawanya demi masyarakat dan negara.

"Saya tahu ini adalah keputusan yang tidak populer bagi saya, tapi untuk memastikan hak-hak rakyat mendapat dari apa yang negara berikan, maka jangankan popularitas, nyawa pun saya siap berikan untuk rakyat bangsa dan negara," tuturnya.

Di sisi lain, Bahlil juga menyoroti adanya masalah LPG 3 Kg yang dioplos ke tabung LPG 12 Kg. Dia mengaku, masalah ini juga memunculkan potensi kebocoran harga.

"Itu dioplos minta ampun. Gas 3 Kg diambil dioplos ke tabung 12 Kg, kemudian dijual ke industri. Itu rata-rata 5-10 persen bocornya. LPG itu coba cek benar enggak 3 Kg, ada yang cuma 2,5 Kg, ada yang cuma 2,4 Kg. Jadi ada 3 potensi kebocoran daripada LPG," kata Bahlil.

(Fiki Ariyanti)

SHARE