ECONOMICS

Soal Tarif KRL Orang 'Kaya' dan Miskin, YLKI Singgung Subsidi Mobil Listrik

Heri Purnomo 30/12/2022 11:58 WIB

YLKI menilai wacana pembeda tarif KRL merupakan ide yang absurb. Apalagi pemerintah berencana memberikan subsidi untuk pengguna mobil listrik.

Soal Tarif KRL Orang 'Kaya' dan Miskin, YLKI Singgung Subsidi Mobil Listrik. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ketua Pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, buka suara terkait rencana pemerintah menyesuaikan skema pemberian subsidi tarif KRL antara orang kaya dan miskin.

Menurut dia, wacana itu merupakan ide yang absurd. “Jadi wacana pembedaan tarif KRL atas dasar status sosial ekonomi penumpang KRL ini ide yang absurd,” kata Tulus, Jumat (30/12/2022). 

Lebih lanjut, dia menyebut subsidi untuk angkutan umum, apalagi angkutan umum masal seperti KRL, merupakan subsidi yang paling tepat sasaran. Di sisi lain, pemerintah mewacanakan memberi subsidi untuk mobil listrik.

“Kalau subsidi pada tarif KRL dibilang tidak tepat sasaran, lalu mau disebut apa subsidi Rp80 juta pada pengguna mobil listrik?” ucapnya.

Lebih lanjut, Tulus mengatakan seharusnya pemerintah  berterima kasih kepada masyarakat karena memilih angkutan umum. Terutama kepada mereka yang mampu karena rela meninggalkan mobilnya dan beralih kepada angkutan umum baik KRL ataupun Transjakarta.

“Artinya, mereka telah berkontribusi mengurangi kemacetan, polusi, risiko lakalantas dan bahkan mengurangi subsidi BBM itu sendiri,” katanya. 

Adapun wacana tersebut pertama kali disampaikan oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. Dia memastikan bahwa tarif KRL tidak akan mengalami kenaikan sampai tahun 2023. Akan tetapi akan ada pemberlakuan subsidi tepat guna pada pertengahan bulan 2023.

"Jadi yang sudah berdasi bukan apa-apa ya, (Berdasi kemampuan finansialnya tinggi) mesti bayar lain (tidak ada subsidi). Jadi sampai 2023 kita rencanakan tidak naik," kata Menhub pada Selasa (27/12/2022). 

(FRI)

SHARE