ECONOMICS

Soroti Pasar Properti Saat Pandemi, Pengamat Sebut Tantangannya Masih Berat 

Anggie Ariesta 07/07/2021 14:50 WIB

Kondisi pasar properti di masa pandemi Covid-19 saat kuartal 2 tahun 2021 dilihat masih cukup berat, hal tersebut juga diungkap pengamat.

Soroti Pasar Properti Saat Pandemi, Pengamat Sebut Tantangannya Masih Berat  (Dok MNC Media)

IDXChannel - Kondisi pasar properti di masa pandemi Covid-19 saat kuartal 2 tahun 2021 dilihat masih cukup berat. Meskipun proyeksi kondisi akan membaik di tahun 2022, namun jika kondisinya masih belum stabil, maka pelaku pasar masih harus menunggu lagi.

Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto mengatakan selama kuartal 1 sebenarnya sudah harapan saat pemerintah memberikan diskon PPn. Namun karena kasus pandemi meningkat lagi, proyeksi tak sebagus diawal.

"Namun setelah pandemi tinggi lagi di Indonesia, proyeksi kita juga tak sebagus di awal. Dari hasil yang kita update ada developer yang tidak confidence dengan penundaan proyek, banyak yang reschedule," papar Ferry Salanto pada Media Briefing Colliers Indonesia secara virtual di Jakarta, Rabu (7/7/2021).

Menurut data Colliers Indonesia, beberapa aktivitas pembangunan gedung perkantoran di Jakarta pada Q2 akan mundur penyelesaian konstruksinya. Bahkan proyeksi saat ini masih cukup sulit memprediksi kapan pengembang akan mulai pembangunan gedung-gedung baru.

Dari segi tingkat hunian, pengurangan luas ruang kantor yang terus terjadi membuat tingkat hunian di CBD berada dibawah 80%.

"Proyeksi kemungkinan supply baru akan menekan tingkat hunian dan menurun 2 hingga 2,5%, tapi mereka masih mempunyai proyeksi yang baik karena optimalisasi bisnis masa pandemi yang mengharuskan WFH," ujar Ferry.

Meskipun terdampak pandemi dan harus melakukan optimalisasi bisnis dengan mengurangi pengeluaran, bisnis gedung kantor dengan co-working space masih mewakili tren masa depan karena faktor fleksibilitas.

Pasar properti juga sepertinya akan sulit pulih dengan cepat. 

"Sebenarnya walaupun kasus varian delta tidak terlalu serius ini, dari awal tahun 2021 kita belum yakin pasar properti akan pulih, masih akan memerlukan banyak waktu untuk pulih," ujar Ferry.

Menurut Ferry, kalau diurutkan sektor mana yang berpeluang lebih dulu pulih yaitu sektor industri.

"Semua butuh waktu yang tidak bersamaan, kalau sampai 2020 bisa dikontrol sehingga ada pemulihan ekonomi, semua bergerak di 2022, walau tingkat performance tidak bareng," katanya.

Meskipun cukup berat, masih ada sektor lain yang bisa diandalkan karena menurut Ferry, mendekati tahun 2024 pasar properti akan lebih mengerem sedikit walaupun memang sebenarnya bukan karena faktor ekonomi namun sentimen pasar dalam kancah perpolitikan.  

(IND) 

SHARE