ECONOMICS

SPBU Vivo Beli Pasokan BBM Lewat Pertamina Sebanyak 40 Ribu Barel

Iqbal Dwi Purnama 02/10/2025 01:38 WIB

Targetnya, kapal kargo Pertamina yang mengangkut BBM tersebut mulai tiba di Pelabuhan 2 Oktober 2025.

SPBU Vivo Beli Pasokan BBM Lewat Pertamina Sebanyak 40 Ribu Barel (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman mengatakan PT Vivo Energy Indonesia alias operator SPBU Vivo telah berkontrak untuk melakukan pembelian tambahan BBM lewat PT Pertamina (Persero).

Laode mengatakan jumlah di pesan Vivo untuk menyiasati kelangkaan stok BBM itu mencapai 40 ribu barel. Targetnya, kapal kargo Pertamina yang mengangkut BBM tersebut mulai tiba di Pelabuhan 2 Oktober 2025.

"Sudah ada BU swasta yang komit untuk mengambil sebanyak 40 ribu barel dari kargo yang isinya 100 ribu barel milik Pertamina Patra Niaga. Insyaallah tiba di pelabuhan 2 Oktober," ujarnya dalam RDP Bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (1/10/2025).

Ia menjelaskan pembelian 40 barel base fuel itu dilakukan dalam 2 tahap pengiriman. Pengiriman pertama telah dilakukan dan tiba di Indonesia sejak 24 September lalu, sementara untuk pengiriman kedua dijadwalkan tiba pada 2 Oktober besok.

"Proses ini masih berjalan, dan memang badan usaha lainnya masih kita fasilitasi terus untuk bisa melakukan negosiasi agar kebutuhan sampai Desember ini bisa dipenuhi," katanya.

Badan usaha swasta penyalur bahan bakar minyak (BBM) mencatat realisasi impor hingga hampir 100 persen sepanjang 2025. Namun, proyeksi kebutuhan konsumsi bensin masyarakat hingga akhir tahun menunjukkan permintaan yang jauh lebih besar sehingga masih dibutuhkan tambahan pasokan.

Data Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) mencatat, beberapa badan usaha seperti PT Aneka Petroindo Raya, PT Vivo Energy Indonesia, PT ExxonMobil Lubricants Indonesia, PT AKR Corporindo, dan PT Shell Indonesia telah merealisasikan impor dengan tingkat ketercapaian di atas 95 persen.

PT Aneka Petroindo Raya (operator SPBU BP-AKR) merealisasikan impor bensin RON 92 sebesar 96.386 KL atau 99,26 persen dari kuota, serta bensin RON 95 sebesar 11.718 KL atau 98,78 persen.

PT Vivo Energy Indonesia mencapai realisasi impor hampir penuh: bensin RON 90 sebesar 18.632 KL (99,95 persen), RON 92 sebesar 60.540 KL (99,48 persen), dan RON 95 sebesar 7.240 KL (99,15 persen).

PT ExxonMobil Lubricants Indonesia mengimpor 63.245 KL bensin RON 92 dengan capaian 76,11 persen dari kuota, namun kebutuhan tahunannya diproyeksikan mencapai 102.973 KL.

PT AKR Corporindo mencatat realisasi impor 9.285 KL bensin RON 92 atau 98,77 persen dari kuota.

PT Shell Indonesia menjadi badan usaha dengan volume impor terbesar. Realisasi impor bensin RON 92 mencapai 329.490 KL (99,94 persen), RON 95 sebesar 119.194 KL (99,66 persen), dan RON 98 sebesar 38.586 KL (99,77 persen).

Proyeksi Pasokan Tambahan Hingga Akhir 2025

Meski realisasi impor hampir penuh, proyeksi kebutuhan bensin hingga Desember 2025 jauh lebih tinggi dibanding kuota yang telah ditetapkan. PT Shell Indonesia, misalnya, diperkirakan masih membutuhkan tambahan pasokan mencapai 241.257 KL untuk RON 92, 121.067 KL untuk RON 95, dan 23.134 KL untuk RON 98.

Sementara PT AKR Corporindo diperkirakan masih membutuhkan tambahan pasokan sebanyak 10.398 KL untuk BBM RON 92, PT ExxonMobil Lubricants membutuhkan tambahan 19.875 kL untuk BBM RON2.

Selain itu, PT Vivo Energy Indonesia membutuhkan tambahan pasokan untuk BBM RON 90 sebanyak 31.207 KL, RON 92 sebanyak 15.925 KL, RON 95 sebanyak 1.306 KL. PT Aneka Petroindo Raya membutuhkan tambahan BBM RON 92 sebanyak 93.747 KL, dan BBM RON 95 sebanyak 13.832 KL.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE