Sri Lanka Akhirnya Terima Bailout dari IMF Sebesar Rp46 Triliun
Dana Moneter Internasional (IMF) menyetujui program pinjaman sebesar USD3 miliar atau Rp46 triliun untuk Sri Lanka.
IDXChannel - Dana Moneter Internasional (IMF) menyetujui program pinjaman sebesar USD3 miliar atau Rp46 triliun untuk Sri Lanka. Dana talangan tersebut akan digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan merestrukturisasi utang Sri Lanka
Dewan Eksekutif IMF mengumumkan keputusan mereka di Washington pada Senin (20/3/2023) waktu setempat. IMF mengatakan pihaknya akan segera mencairkan sebagian dana talangan sebesar USD333 juta.
Sri Lanka dan IMF melakukan negosiasi selama beberapa bulan ke belakang. IMF setuju memberikan dana talangan setelah Sri Lanka menerima jaminan dari kreditor bilateralnya, termasuk China.
“Sri Lanka terpukul keras oleh kesulitan ekonomi dan krisis kemanusiaan yang dahsyat,” kata IMF dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Bloomberg pada Selasa (21/3/2023).
"Perekonomian Sri Lanka menghadapi tantangan signifikan akibat kerentanan yang sudah ada sebelumnya dan langkah kebijakan yang salah. Hal tersebut semakin diperparah oleh serangkaian guncangan eksternal,” tambah IMF.
Bailout akan menyuntikkan dana yang sangat dibutuhkan untuk negara bergulat dengan harga melonjak, kekurangan pasokan dan mengikis cadangan mata uang asing setelah gagal bayar utang luar negeri tahun lalu.
Fokusnya akan beralih ke pembicaraan utang, yang menurut Fitch Ratings dapat berlarut-larut karena para kreditur memperdebatkan apakah akan memasukkan pinjaman pemerintah dalam mata uang lokal dalam restrukturisasi. Perusahaan pemeringkat memangkas skor pada utang rupee pada bulan Desember, dengan mengatakan kemungkinan default.
Menurut IMF, Sri Lanka diperkirakan memiliki utang luar negeri sebesar USD56 miliar, atau sekitar 75 persen dari produk domestik bruto (PDB) negara tersebut tahun ini.
“Kami mengusung transparansi penuh dalam upaya kami mencapai tingkat utang yang berkelanjutan dan agenda reformasi kami. Program IMF sangat penting untuk mencapai visi ini, kata Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe.
Sri Lanka gagal membayar utang luar negerinya pada Mei tahun lalu. Sri Lanka kemudian menangguhkan semua pembayaran utang kepada pemegang obligasi dan kreditur bilateral.
Sri Lanka memiliki rekam jejak yang panjang dengan IMF. Negara tersebut menerima 16 dana talangan sejak 1960-an.
Pada Februari, krisis ekonomi di Sri Lanka mulai mereda. Inflasi agak menurun dan cadangan devisa naik tipis menjadi USD2,2 miliar
(WHY)