Sri Mulyani: COVID-19 Dan Perang Rusia Ukraina Bukan Persoalan Business As Usual
Perkembangan lingkungan global memburuk dan berubah dengan sangat cepat karena pandemi COVID-19 yang belum selesai dan juga karena perang Rusia-Ukraina.
IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menegaskan bahwa persoalan pandemi COVID-19 dan perang Rusia-Ukraina beserta dampaknya yang dirasakan di dunia internasional merupakan kondisi extra ordinary yang tidak bisa diperlakukan selayaknya business as usual.
Kondisi tersebut, menurut Sri, merupakan situasi yang sangat dinamis dan menantang bagi Indonesia, sejak ditunjuk menjadi tuan rumah pertemuan Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Forum G20 yang pertama pada bulan Februari lalu di Jakarta.
Perkembangan lingkungan global memburuk dan berubah dengan sangat cepat karena pandemi COVID-19 yang belum selesai dan juga karena perang Rusia-Ukraina, serta situasi perang yang sangat dinamis, termasuk implikasinya, termasuk peningkatan harga energi, bahan pangan, dan pupuk.
"Di tengah situasi yang sangat dinamis ini, Indonesia yang memegang presidensi G20 harus terus menerus berkomunikasi dan secara insentif berkonsultasi dengan negara-negara G20, karena pada dasarnya, tata kelola G20 didasarkan pada konsultasi dan kerja sama," ujar Sri dalam konferensi pers virtual 2nd FMCBG G20 Meeting di Washington DC, Kamis(21/4/2022).
Dia mengatakan, dalam hal ini Indonesia berbicara dengan seluruh negara anggota agar benar-benar bisa memastikan bahwa pertemuan bulan April ini akan terus menerus menjawab permasalahan-permasalahan yang paling penting, yaitu risiko, bukan hanya karena imbas perang, tetapi juga karena situasi pandemi yang masih berlangsung serta peningkatan inflasi yang disebabkan oleh peningkatan harga pangan dan energi.
"Hal ini akan menciptakan situasi yang sangat menantang bagi para pembuat kebijakan. Ini yang kami diskusikan secara intensif dengan negara-negara anggota, dan memastikan agar pertemuan-pertemuan ini relevan dan penting untuk mempengaruhi situasi ekonomi global, dan kita akan terus menerus menjawab dan menangani agenda Presidensi G20 yaitu pemulihan ekonomi, exit strategy, arsitektur keuangan global, joint finance health, dan juga keuangan berkelanjutan," terang Sri.
Dia mengatakan bahwa ini adalah agenda-agenda prioritas penting bagi Presidensi G20 Indonesia yang didukung secara kuat oleh seluruh negara anggota. Namun, secara bersamaan, negara-negara anggota juga meminta agar situasi geopolitik pada saat ini, terutama perang Rusia-Ukraina juga dibahas.
"Ini sangat menantang betul, dan sangat mencerminkan semangat kolaborasi dan multilaterisme benar-benar ditunjukkan saat pertemuan," ucap Sri. (TSA)