Sri Mulyani Ramal Pandemi Selesai Tiga Tahun, Ini Kata IMF
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut beberapa lembaga internasional sempat mempertanyakan prediksinya terkait pandemi Covid-19.
IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut beberapa lembaga internasional sempat mempertanyakan prediksinya terkait pandemi Covid-19. Pasalnya, bendahara negara ini meramal pandemi akan berakhir dalam 3 tahun.
“Termasuk IMF bertanya bukankah terlalu singkat untuk tiga tahun ini? Bagaimana Anda tahu bahwa pandemi akan berakhir dalam tiga tahun? Tidak ada yang tahu. Tapi saya pikir itu sangat penting untuk menautkan kredibilitas,” tutur Sri, Senin (18/7/2022).
Melalui prediksi tersebut, Indonesia memprioritaskan reformasi struktural dalam mengelola perekonomian termasuk untuk menangani kerawanan pangan dan energi, sehingga ketahanan pangan dan energi dapat terjaga.
Hal itu dikarenakan proses pemulihan ekonomi dengan bauran kebijakan saat ini makin dipersulit akibat perang di Ukraina yang berdampak sangat serius pada harga pangan dan energi.
“Kami ingin membahas lebih banyak masalah struktural dalam perekonomian. Apakah ini terkait dengan infrastruktur, produktivitas, kualitas sumber daya manusia, pendidikan, kesehatan, serta hal-hal lain yang dapat meningkatkan produktivitas misalnya kebijakan di bidang riset dan inovasi,” terangnya.
Ia menambahkan, krisis yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 berbeda dengan krisis keuangan Indonesia sebelumnya. Aktivitas perekonomian turun sangat dalam diakibatkan oleh masalah yang timbul dari sisi kesehatan, pendapatan masyarakat, dan menurunnya penerimaan negara akibat perekonomian yang terhenti.
Menanggapi itu, respons kebijakan yang dikeluarkan pemerintah adalah dengan memungkinkan pelebaran defisit. Untuk pertama kalinya setelah lebih dari 15 tahun, Indonesia menerapkan kebijakan fiskal yang tidak membiarkan defisit lebih dari 3 persen.
“Hanya tiga tahun saja kebijakan fiskal memungkinkan defisit lebih dari tiga persen, dan Bank Indonesia dapat membeli obligasi pemerintah secara langsung. Hal itu diperlukan untuk mengatasi permasalahan kesehatan dan kemanusiaan atau sebagai upaya jaring pengaman sosial," jelas dia.
Di sisi lain, independensi bank sentral sangat penting dalam menjaga kredibilitas dan kemampuan untuk menahan banyak goncangan.
“Namun, kredibilitas hanya dapat dibangun dengan waktu, dan diuji dengan begitu banyak situasi nyata. Dalam waktu yang sangat sulit itu, Anda dapat menunjukkan apakah Anda memiliki otoritas fiskal dan kebijakan moneter yang kredibel,” ungkapnya.
(DES)