sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Krisis Utang Meluas, Sri Mulyani: 12 Negara Berkembang Berpotensi Gagal Bayar

Economics editor Taufan Sukma/IDX Channel
15/07/2022 11:29 WIB
saat ini sekitar 60 persen dari jumlah total negara berpenghasilan rendah sudah atau sangat dekat dengan kondisi kesulitan utang.
Krisis Utang Meluas, Sri Mulyani: 12 Negara Berkembang Berpotensi Gagal Bayar (foto: MNC Media)
Krisis Utang Meluas, Sri Mulyani: 12 Negara Berkembang Berpotensi Gagal Bayar (foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Keuangan Republik Indonesia (Menkeu RI), Sri Mulyani Indrawati, mengingatkan bahwa krisis utang di level global semakin meluas dan mengkhawatirkan, sehingga membutuhkan perhatian semua pihak.

Menurut Sri, saat ini sekitar 60 persen dari jumlah total negara berpenghasilan rendah sudah atau sangat dekat dengan kondisi kesulitan utang. Tak hanya itu, selusin di antaranya diklaim Sri bahkan berpotensi mengalami gagal bayar (default) pada tahun depan.

"Jadi (krisis utang) ini bukan hanya (terjadi dalam) satu atau dua kasus saja yang luar biasa. Bukan. (Krisis) Ini semakin meluas," ujar Sri, dalam Pertemuan Ketiga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (3rd Finance Ministers and Central Bank Governors/FMCBG) G20 Indonesia 2022, di Bali, Jumat (15/7/2022).
 
Berkaca pada kondisi tersebut, Sri pun menyerukan kepada seluruh Menteri Keuangan dan juga Gubernur Bank Sentral di dalam keanggotaan G20, organisasi internasional hingga lembaga multilateral, untuk benar-benar mencurahkan perhatiannya untuk bersama-sama mengatasi hal tersebut.

Menurut Sri, sedikitnya ada tiga ancaman utama di ranah global yang harus menjadi concern bersama, yaitu perang, lonjakan harga komoditas, dan peningkatan inflasi global. Kondisi itu disebut Sri tidak hanya mengancam posisi utang negara-negara berpenghasilan rendah saja, melainkan juga negara berpenghasilan menengah dan bahkan negara-negara maju.

"Sebelum dan saat pandemi, ruang fiskal telah digunakan oleh sejumlah negara, yang berdampak pada peningkatan posisi utang. Dan dengan munculnya tiga ancaman tadi, situasi menjadi sangat kompleks dalam pengelolaannya," tutur Sri.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement