Tangan tersebut, bahkan disebut Sri kini bahkan lebih mendesak untuk segera ditindaklanjuti, melebihi sejumlah masalah yang menjadi concern global dalam dua tahun terakhir, seperti penangangan pandemi, perubahan iklim, mitigasi dan adaptasi iklim.
"(Tantangan) Ini semua memicu rintangan yang signifikan untuk tujuan bersama kita, di mana posisi Presidensi Indonesia (saat itu) telah dipilih untuk menggantikan Italia," ungkap Sri.
Dan kini, usai masalah pandemi dan perubahan iklim, seluruh negara di dunia kembali harus duduk dan berdiskusi bersama untuk berkolaborasi mengatasi situasi krisis dan kompleks tersebut. Dengan kondisi demikian, maka harapan dan ekspektasi dunia terhadap keberadaan G20 juga semakin tinggi.
"Kita harus bisa tunjukkan bahwa di tengah kondisi kritis, harapan dan ekspektasi itu justru haru meningkat. Kita ingin lihat di 2022 ini (dunia) pulih bersama. Pulih dan lebih kuat," tegas Sri. (TSA)