ECONOMICS

Sri Mulyani Ungkap Ngerinya Dampak Perubahan Iklim ke Sektor Keuangan

Michelle Natalia 25/07/2023 12:59 WIB

Perubahan iklim yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir memberikan tekanan terhadap perekonomian nasional.

Sri Mulyani Ungkap Ngerinya Dampak Perubahan Iklim ke Sektor Keuangan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Perubahan iklim yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir memberikan tekanan terhadap perekonomian nasional.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkap dalam pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20, beberapa negara melihat, mengantisipasi, membicarakan bagaimana perubahan iklim akan mengubah ekonomi.

"Asset value bisa drop, bisa naik karena perubahan iklim, risiko bisa 0 dan 1, bukan 0,5, atau 0,75, atau 0,9. Zero and one. Hari ini 0 besok bisa 1, binary, karena shock-nya adalah shock dari global warming," ungkap Sri dalam Opening Ceremony Profesi Keuangan Expo 2023 di Jakarta, Selasa (25/7/2023).

Dalam pertemuan G20, sebagai langkah antisipasi krisis ekonomi imbas perubahan iklim ada negara yang berpandangan sangat ekstrem. Misalnya mulai melarang bahan bakar fosil. Kemudian ada pula negara yang meminta perkembangan dan teknologi dari energi terbarukan untuk direalisasikan.

"Kalau berbicara dunia rusak, rusaknya seberapa, your profession akan menjadi penentu. Saya berpesan untuk perubahan iklim, para profesi keuangan jadilah orang yang maju 3 langkah lebih depan, menjelaskan nature dari risiko sehingga pembuat kebijakan di korporasi, sektor keuangan bank atau asuransi, pensiun, di pasar modal, pemerintah, kita bisa meng-assess risiko. Kayak ini loh if you are not preparing, akan seperti ini, nilai aset bisa turun, bisa naik, jadi ada casualties atau korban," jelas Sri. 

Sehingga, Sri kembali menekankan bahwa profesi keuangan itu luar biasa penting. Mereka harus berada 3 langkah di depan memahami konstelasi dunia, dan itu pun belum memperhitungkan risiko digital dan geopolitik.

"Jadi kalau Anda berpikir 'bu, saya dulu masuk akuntansi karena saya nggak pernah ingin ngomong yang bla, bla, bla seperti ibu itu, saya senengnya ngitung, balancing, mana masuk bagian kiri aset, mana liabilities.' Itu aku sebagai ekonom dikasih akuntansi 101, saya juga pusing masuk akuntansi aset atau liabilitas. Anda senang di bidang itu, tapi apa masuk ke liabilitas dan aset, nilai liabilitas dan asetnya kan tergantung pada lingkungannya," tegas Sri.

Maka dari itu, Sri menambahkan bahwa para spesialis harus diinfus dengan kemampuan memahami konteks. Dia juga memohon agar para profesional di bidang keuangan tidak menjadi orang-orang yang berkacamata kuda, hanya terfokus di satu titik semata. Karena, Indonesia akan dirugikan kalau profesional keuangan hanya berpikir sempit, Indonesia juga akan menjadi sempit,

"Kita tidak mampu mengelola antisipasi risiko dan tren dunia yang berubah, maka yang paling dirugikan adalah rakyat dan bangsa Indonesia. Ini adalah pesan yang saya sangat harapkan bisa dicamkan oleh teman-teman. Your professional responsibility is way beyond your salary," pungkas Sri.

(SLF)

SHARE