Sri Mulyani Ungkap Strategi Tekan Kemiskinan Ekstrem 0 Persen di 2024
Pemerintah tengah mengejar target untuk menekan kemiskinan ekstrem di 2024 usai tingkat pengangguran dan kemiskinan sempat meningkat pada tahun 2020.
IDXChannel - Pemerintah tengah mengejar target untuk menekan kemiskinan ekstrem di 2024 usai tingkat pengangguran dan kemiskinan sempat meningkat pada tahun 2020 imbas pandemi. Untuk mengejar target tersebut, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkap strategi yang akan dilakukan pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan dan pengangguran di Indonesia.
"Artinya, pemulihan ekonomi baik dari sisi pertumbuhan telah diikuti dengan penciptaan lapangan kerja yang signifikan, sehingga mampu menyerap tenaga kerja baru maupun menyerap pengangguran yang terhantam akibat pandemi," ungkap Sri dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-25 Masa Persidangan V tahun 2022-2023 di Jakarta, Selasa (30/5/2023).
Sri Mulyani menjelaskan, upaya percepatan penurunan tingkat pengangguran dilakukan melalui akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Hal ini dilakukan dengan berbagai upaya dengan mendorong sektor yang memiliki efek pengganda atau multiplier effect, serta yang mampu menciptakan lapangan kerja yang luas.
"Peningkatan infrastruktur dasar di berbagai wilayah melalui program padat karya juga menciptakan lapangan kerja serta menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat luas," sambung Sri.
Dalam jangka pendek, pengentasan kemiskinan diarahkan untuk mencapai target kemiskinan ekstrem 0% pada tahun 2024 dan menurunkan prevalensi stunting menjadi 14%.
Sri Mulyani menyampaikan, upaya menghapus kemiskinan ekstrem ditempuh dengan pengurangan beban pengeluaran masyarakat dengan memberikan bantuan-bantuan sosial langsung kepada kelompok yang paling rentan.
"Kemudian, meningkatkan pendapatan masyarakat melalui upaya pemberdayaan dan menurunkan kantong-kantong kemiskinan," tambahnya.
Untuk menurunkan prevalensi stunting, difokuskan melalui penguatan intervensi spesifik dan sensitif di 12 provinsi prioritas.
"Yang meliputi 7 provinsi dengan prevalensi stunting yang paling tinggi di Indonesia, dan 5 provinsi dengan jumlah anak stunting terbesar," pungkas Sri.
(SLF)