ECONOMICS

Starlink Masuk Indonesia, Pemerintah Diminta Waspadai Strategi Predatory Pricing

Iqbal Dwi Purnama 20/05/2024 17:13 WIB

Masuknya Starlink ke Indonesia menjadi angin segar bagi dunia digital.

Starlink Masuk Indonesia, Pemerintah Diminta Waspadai Strategi Predatory Pricing. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Masuknya Starlink ke Indonesia menjadi angin segar bagi dunia digital. Namun, tetap harus diwaspadai. Direktur Eksekutif Information and Communication Technologies (ICT) Institute, Heru Sutadi menilai, beroperasinya Starlink ke Indonesia dikhawatirkan menggunakan strategi predatory pricing atau memberikan tarif promo yang murah sehingga mampu menguasai pasar domestik.

"Karena banyak juga pemain pemain dari luar itu untuk masuk pasar indonesia menggunakan strategi predatory pricing, jadi nanti harganya dijual semurah mungkin, agar orang menggunakan layanan mereka, beralih dari pengguna internet service provider (ISP) ke layanan yang baru," ujar Heru saat dihubungi, Senin (20/5/2024).

Ketika hal itu terjadi, maka satu persatu kompetitor akan mulai tumbang, hingga Starlink mendominasi pasar internet di Indonesia. Setelah menguasai pasar, barulah Starlink mampu memonopoli dan memberikan tarif yang ditentukan sendiri tanpa mempertimbangkan lagi kompetitor bisnisnya.

"Setelah ISP nanti collapse, mati, operator seluler juga collapse, mereka (Starlink) merajai, dan mereka biasanya mencoba menaikan harga, kembali pada titik sebelumnya, dan bahkan mereka bisa semena-mena menentukan harganya sendiri, nah ini yang harus kita waspadai," sambungnya.

Menurut Heru saat ini memang Starlink masih memasang harga yang cukup tinggi. Namun untuk strategi promosi yang dipasang untuk menggaet pengguna baru ke depannya masih belum dapat terprediksi.

Belum lagi, Pemerintah juga tidak membagi spesifik market khusus untuk operasional starlink di Indonesia. Sehingga besar kemungkinan Starlink juga akan berjualan di kota-kota besar yang memiliki kemampuan membeli lebih tinggi.

"Kita berharap persaingan antara pemain luar dan pemain dalam negeri, kemudian juga antara penggunaan teknologi satu dan lainnya berkompetisi secara sehat," pungkasnya.


(NIA)

SHARE