Stok Beras Aman hingga Oktober 2025, Mentan Janji Beras SPHP Banjiri Pasar
Mentan Andi Amran Sulaiman memastikan ketersediaan stok beras nasional dalam kondisi aman menyusul berlangsungnya panen raya di berbagai wilayah Indonesia.
IDXChannel - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan ketersediaan stok beras nasional dalam kondisi aman menyusul berlangsungnya panen raya di berbagai wilayah Indonesia. Menurutnya, produksi beras nasional telah mengalami surplus hingga 3,7 juta ton sampai Oktober 2025.
"Alhamdulillah, produksi beras kita aman. Ketahanan pangan kita cukup aman. Bahkan, kami mencatat surplus hingga 3,7 juta ton hingga Oktober ini, sesuai dengan data BPS (Badan Pusat Statistik). Ini adalah hasil kerja keras petani. Kenaikan harga ini anomali, dan kami akan perbaiki bersama," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (4/9/2025).
Sebagai respons terhadap anomali kenaikan harga beras, Mentan menyebut pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Perum Bulog akan menggiatkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Dia berjanji pasokan beras SPHP akan terus membanjiri pasar dalam beberapa waktu ke depan.
"Dengan melimpahnya hasil panen, kami memastikan pasokan beras SPHP akan terus membanjiri pasar. Kami akan menjamin beras dengan harga terjangkau tersedia di pasar tradisional, ritel modern, hingga warung-warung kecil. Tidak ada alasan bagi harga beras untuk naik, karena stok kita sangat aman," kata dia.
Sebelumnya, BPS menyampaikan, produksi gabah kering giling (GKG) selama periode Agustus–Oktober 2025 diperkirakan mencapai 15,80 juta ton, naik 4,16 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Secara kumulatif, produksi padi dari Januari hingga Oktober 2025 diperkirakan mencapai 53,87 juta ton GKG, meningkat 12,17 persen.
Kenaikan produksi ini didorong oleh bertambahnya luas panen, yang tersebar di berbagai daerah sentra produksi padi. Di mana panen raya berlangsung di 10 provinsi utama seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Lampung, Aceh, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Selatan.
Beberapa kabupaten dengan produksi tertinggi pada bulan September ini antara lain Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (235,57 ribu ton GKG), Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (113,46 ribu ton GKG), dan Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Selatan (97,94 ribu ton GKG).
(Dhera Arizona)