Stok Curah Kosong, Pemerintah Harus Tegas Soal Harga Minyak Goreng
Henny juga mengaku iba terhadap para langganan yang sering memilih minyak curah sebagai bahan baku dagangan
IDXChannel - Kelangkaan stok minyak goreng curah di pasar membuat para pedagang kecewa dan sakit hati. Pasalnya, saat mereka berharap pembeli datang untuk menyerbu di harga Rp14 ribu, stok minyak curah justru tak berbekas di kios dagangan.
Alih-alih untung, para pedagang minyak goreng di pasar merasa buntung sekaligus sedih ketika sejumlah konsumen datang hanya untuk menanyakan harga, lalu pergi seketika. Seorang penjual sembako di Pasar Jaya Gondangdia, Henny (40), meminta pemerintah bisa tegas dalam mengatur harga minyak goreng. Menurutnya, jika tidak ada peran dari pusat, maka peluang terjadinya permainan di tingkat supplier terbuka lebar.
"Saya minta dibuat standar aja, nggak dibuat murah-murah banget, juga nggak dibuat mahal-mahal banget. Paling tidak, ada range-nya," ujar Henny, saat ditemui di kiosnya, Sabtu (26/3/2022).
Menurut Henny, ketika pemerintah mengatur harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng curah, justru akan membuat stoknya langka. Sebaliknya, jika subsidi minyak kemasan dibebaskan, maka dapat melambungkan harga minyak kemasan.
"Kalau sekarang harga (minyak kemasan) dikembalikan ke pasar, mereka (supplier) lebih mementingkan keuntungan dan merugikan konsumen," keluh Henny.
Selain mengeluh, Henny juga mengaku iba terhadap para langganan yang sering memilih minyak curah sebagai bahan baku dagangan, tetapi terpaksa membeli minyak kemasan yang terlampau tinggi.
"Kayaknya kalau minyak kemasan dilepas di harga pasaran, agak sulit kalau turun, tapi kalo naik, jelas," ungkap Henny.
Pemilik kios sembako lainnya juga mengungkap hal yang sama. Ningsih (52) mencurigai bahwa kelangkaan minyak terjadi di setiap jenis yang disubsidi pemerintah. Menurutnya ini merupakan fenomena baru yang berbeda dari tahun lalu.
"Kalau kemarin kan waktu ada subsidi kemasan, orang kan beli kemasan, tapi sekarang yang disubsidi yang curah, orang nyarinya yang curah. Terus giliran yang disubsidi kemasan, kemasan yang kosong, giliran yang disubsidi yang curah, curah yang kosong," ujar Ningsih.
Ningsih mengharapkan pemerintah dapat memihak pedagang kecil untuk keberlangsungan hidup mereka. "Selama ini barang yang disubsidi itu kan barangnya susah, jadi kalau bisa pemerintah buat harganya stabil," pungkasnya. (TSA)