ECONOMICS

Stok LPG 3 Kg Habis sebelum Akhir 2023, Pertamina Minta Kuota Ditambah

Atikah Umiyani/MPI 22/11/2023 17:35 WIB

PT Pertamina (Persero) mengusulkan adanya penambahan kuota Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 Kg.

Stok LPG 3 Kg Habis sebelum Akhir 2023, Pertamina Minta Kuota Ditambah. (Foto MNC Media)

IDXChannel - PT Pertamina (Persero) mengusulkan adanya penambahan kuota Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 Kg. Hal itu lantaran stok gas melon itu terancam habis sebelum akhir 2023 akibat konsumsinya saat ini sudah melebihi kuota (over quota).

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengungkapkan, pihaknya mengusulkan penyesuaian kuota LPG 3 Kg menjadi 8,19 juta metrik ton (MT) atau naik 2,4 persen dari kuota awal sebanyak 8 juta MT.

Oleh sebab itu, dirinya meminta dukungan dari Komisi VII DPR RI sebagai mitra kerja perseroan.

"Untuk LPG 3 Kg, ini menjadi 8,19 juta MT yang kita usulkan dari kuotanya 8 juta MT," jelasnya dalam rapat dengar pendapat (RDP) Pertamina bersama Komisi VII DPR RI, Jakarta, Selasa (21/11/2023).

Riva mengungkapkan, Pertamina sebelumnya memang telah memproyeksikan konsumsi LPG 3 Kg bersubsidi bakal melebihi kuota mencapai 8,28 juta MT.

"Dengan adanya peningkatan konsumsi dari masyarakat di tahun 2023, sehingga prognosa dari kelebihan kuota untuk LPG ini di tahun 2023 adalah sebesar 8,28 juta MT. Nah, di mana 8,28 juta MT ini juga angka yang kami ajukan untuk bisa dijadikan acuan di dalam penyesuaian kuota," tuturnya.

Kemudian, lanjutnya, dilakukan perhitungan ulang sehingga diperoleh angka kelebihan kuota menjadi 8,19 juta MT. Angka itulah yang akhirnya disepakati. 

"Telah dilakukan perhitungan ulang dan mendapatkan persetujuan dari Kementerian ESDM untuk bisa diajukan ke Kementerian Keuangan untuk dirapatkan bersama tiga menteri sebesar 8,19 juta MT," terangnya.

Riva menambahkan, pihaknya juga mengusulkan kuota solar ditambah sebesar 7,8 persen atau 1,3 juta kilo liter (KL) dari kuota awal 16,8 juta KL menjadi 18,1 juta KL.

Semula, konsumsi solar diproyeksikan akan meningkat sebesar 12,1 persen menjadi 19,6 juta KL. Namun, dengan berjalannya program subsidi tepat mulai Agustus 2023, Pertamina mampu melakukan penghematan dan juga pengendalian.

"Sehingga prognosa yang mungkin akan terjadi di akhir tahun dari yang memang secara tren di angka 19,6 juta KL ini menjadi 18,3 juta KL," tuturnya.

Pertamina sudah sempat mengajukan untuk dapat dilakukan penyesuaian kuota ke Kementerian ESDM dengan jumlah tersebut. Namun, setelah dilakukan perhitungan kembali dari Kementerian ESDM, angkanya pun direvisi.


Selanjutnya, Pertamina juga mengusulkan kuota minyak tanah ditambah sebesar 0,8 persen dari kuota semula 500 ribu KL menjadi 504.221 KL.

"Untuk kerosin (minyak tanah) ini meningkat sebesar 0,8 persen, jadi mohon untuk bisa dibantu di dalam pengusulan penyesuaian kuota dari 500 ribu KL menjadi 504 ribu KL," pungkasnya.

(YNA)

SHARE