ECONOMICS

Subsidi Kecil, Harga BBM di Malaysia Kok Bisa Lebih Murah?

Dede Febriansyah 10/08/2022 15:27 WIB

Perlu diketahui sebagian besar harga Gasoline dengan kadar oktan 95 di beberapa negara penghasil minyak jauh lebih kecil dari harga yang ada di Indonesia.

Subsidi Kecil, Harga BBM di Malaysia Kok Bisa Lebih Murah? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pengamat kebijakan publik Bambang Haryo Soekartono mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM) di Malaysia jauh lebih murah dibandingkan Indonesia. Padahal negeri Jiran tersebut memberikan subsidi yang lebih kecil.

"Untuk membuktikan pernyataan Dirut Pertamina, saya meluncur ke Malaysia dan terungkap fakta bahwa harga BBM di Malaysia jauh lebih murah dan subsidinya lebih kecil dari Pertamina di Indonesia. Rupanya Menteri BUMN terlalu sibuk diluar BUMN sehingga tidak memonitor apa yang dikomentari Dirut Pertamina di media," ujar Bambang Haryo di Palembang, Rabu (10/8/2022).

Ia menjelaskan, Petronas sebagai perusahaan migas andalan Malaysia turut bergantung terhadap impor dari Saudi Arabia, Brazil, Australia, Amerika, hingga United Arab Emired (UAE). Hal ini pun membantah pernyataan bahwa Petronas mampu memproduksi minyak secara mandiri tanpa impor.

"Perlu diketahui sebagian besar harga Gasoline dengan kadar oktan 95 di beberapa negara penghasil minyak jauh lebih kecil dari harga yang ada di Indonesia, misalnya Venezuela harga 0,022 USD atau setara dengan Rp299 dengan jumlah penduduk 28 juta. Kemudian Libya dengan harga 0.031 USD atau setara dengan Rp463. Iran 0,053 USD setara dengan Rp792, Malaysia 0,46 USD setara dengan Rp6.881, Irak 0,51 USD setara dengan Rp7.690," ungkapnya.

Bahkan, kata Bambang, sejumlah negara yang bukan penghasil minyak banyak yang menjual lebih murah dari Indonesia, seperti Taiwan menjual Gasoline oktan 95 dengan harga 1,028 USD atau setara dengan 15.378, Burma 1,039 USD setara dengan Rp15.540, Maldive 1,071 USD setara dengan Rp16.022, Vietnam 1,121 USD setara dengan Rp16.770.

Menurutnya, ada 49 negara bukan penghasil minyak yang menjual bahan bakar oktan 95 lebih murah dari Indonesia. "Jadi, tidak benar kalau ada yang mengatakan harga BBM yang ada di Indonesia adalah yang termurah di dunia, padahal Indonesia termasuk penghasil minyak dan gas yang sumur minyaknya terbanyak dan terbesar di Asia Tenggara. Kenapa harga BBMnya bisa sangat mahal," katanya.

Lucunya lagi , sambung Bambang, Stafsus Menteri BUMN yang mengatakan harga BBM di Malaysia lebih murah dari Indonesia karena jumlah penduduknya lebih sedikit dari Indonesia, inipun tidak berdasar kajian dan data yang benar.

"Misal Singapura yang mempunyai penduduk 5,6 juta jiwa yang jauh lebih kecil dari penduduk Indonesia maupun penduduk Malaysia yang jumlahnya 33,37juta, harga BBM Singapura oktan 95 adalah 2,022 USD setara dengan Rp30.200, yang tentu jauh lebih mahal dari harga di Indonesia maupun di Malaysia, sehingga tingginya harga BBM di suatu negara tidak ada korelasinya dengan jumlah penduduk tetapi sangat berhubungan dengan kemampuan daya beli masyarakat di negara tersebut," ungkapnya.

Walau harga BBM di Singapura dua kali lipat lebih tinggi dari Indonesia tetapi UMR negara itu juga tinggi, yakni sebesar 5.000 SGD setara dengan Rp53 juta, sedangkan di Indonesia UMR berkisar Rp2-Rp4,7 juta, bahkan masih terdapat sejumlah wilayah yang mempunyai UMR dibawah Rp2 juta, seperti Sragen hanya Rp1.839.000, Banjarnegara Rp1.819.000. Mayoritas 90 persen UMR di Indonesia masih di bawah Rp3 juta.

"Pemerintah Indonesia seharusnya menerapkan tarif harga BBM yang realistis sesuai dengan harga beli impor seperti halnya di Malaysia dan baru subsidinya disesuaikan dengan kemampuan daya beli masyarakat," jelasnya.

(DES)

SHARE