ECONOMICS

Sukses ICA-CEPA, RI Terus Jalin Kemitraan Ekonomi Demi Antisipasi Dampak Geopolitik

Dinar Fitra Maghiszha 07/10/2025 14:35 WIB

CEO Danantara, Rosan Roeslani, menyatakan Pemerintah Indonesia akan terus memperkuat kemitraan ekonomi dengan berbagai negara setelah penandatanganan ICA-CEPA.

Sukses ICA-CEPA, RI Terus Jalin Kemitraan Ekonomi Demi Antisipasi Dampak Geopolitik. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara, Rosan Roeslani, menyatakan Indonesia akan terus memperkuat kemitraan ekonomi dengan berbagai negara setelah penandatanganan Indonesia–Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA).

Rosan menjelaskanbfinalisasi sejumlah perundingan dagang strategis dengan beberapa negara mitra menjadi langkah penting dalam menghadapi dinamika geopolitik dan geoekonomi global yang terus berkembang.

"Masih ada beberapa lagi yang akan kita lakukan, yang kita akan coba finalisasi, yang kita coba akselerasi. Karena kenapa? Karena begitu tingginya dinamika geopolitik, geoekonomi di dunia ini yang harus kita antisipasi dengan cepat," ujarnya di Jakarta International Convention Center, Rabu (8/10/2025).

Pemerintah Indonesia telah menandatangani sejumlah perjanjian dagang sepanjang tahun ini.

ICA-CEPA diteken pada akhir September 2025. Ini merupakan perjanjian kemitraan ekonomi Indonesia-Kanada yang bakal diimplementasikan pada 2026.

RI juga telah meneken kemitraan dengan Uni Eropa melalui Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Kemudian pada Agustus 2025, pemerintah telah menandatangani Indonesia–Peru CEPA

Rosan menekankan percepatan berbagai perjanjian ekonomi internasional ini diperlukan untuk mengantisipasi perubahan cepat di tataran global akibat ketegangan perdagangan, perang, dan kompetisi investasi antarnegara.

"Dalam setahun terakhir ini, beberapa perundingan yang sudah berjalan lama, Alhamdulillah berhasil kita selesaikan," kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengonfirmasi adanya sejumlah perjanjian dagang yang telah selesai disepakati, tetapi belum ditandatangani.

Beberapa di antaranya mencakup Eurasian Economic Union Free Trade Agreements (I-EAEU FTA) yang telah rampung pada Juni 2025, Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA), dan sejumlah perjanjian yang masih dalam tahap perundingan.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE