ECONOMICS

Surplus Beras, DPKP: Jogja Mampu Hadapi Ancaman Krisis 2023

Demo Tri Anggara/Kontri 02/01/2023 17:54 WIB

DPKP Jogjakarta mencatat ketersediaan beras sepanjang 2022 mencapai 900.000 ton, jumlah tersebut melebihi kebutuhan beras Jogjakarta yang hanya 450.000 ton.

Surplus Beras, DPKP: Jogja Mampu Hadapi Ancaman Krisis 2023 (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Jogjakarta mencatat ketersediaan beras sepanjang 2022 mencapai 900.000 ton, jumlah tersebut diklaim lebih tinggi dari tingkat konsumsi dan kebutuhan beras Jogjakarta yang hanya 450.000 ton.

Kepala Bidang Ketahanan Pangan DPKP DIY, Bambang Dwi Wicaksono mengatakan, pada tahun 2022 DIY mengalami surplus beras sampai 100 persen jika dibandingkan dengan jumlah kebutuhan beras di DIY. Dengan surplus beras itu, ia mengklaim bahwa DIY bisa bertahan pada masa krisis pangan yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2023 ini.

"Jadi mulai tahun 2022 ini kita sudah melakukan mitigasi. Buktinya di tahun kemarin saat pandemi Covid-19, yang katanya ada krisis pangan ternyata tidak terjadi di DIY. Justru warga bisa saling membantu ngasih beras ketika ada tetangganya yang sedang isolasi karena terpapar Covid-19," ujarnya, Senin (02/01/2023).

Dengan surplus ini, dia memastikan stok beras di DIY selama beberapa bulan ke depan sangat aman. Apalagi pada bulan Maret mendatang, DIY akan melakukan panen raya dengan hasil panen yang diprediksi mencapai 300 ribu ton.

Bambang mengatakan bahwa surplusnya beras di DIY tidak lepas dari suksesnya panen yang dilakukan oleh para petani. Meski beberapa bulan terakhir DIY dilanda cuaca ekstrem, namun hal itu menurutnya tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil panen padi.

"Untuk produksi terbesar masih dari Sleman dan Bantul, karena secara luasan lahan sawah memang paling luas," kata dia.

Sementara itu, kata dia, meskipun saat ini ketersediaan beras mengalami surplus, Pemda DIY tidak akan menurunkan produksi beras di tahun ini. Pasalnya, setiap tahun kebutuhan akan beras akan selalu mengalami peningkatan.

"Kalau trennya harusnya meningkat karena ada penambahan jumlah penduduk. Jadi untuk produksi kalau bisa ya meningkat," katanya.

Selain beras, ia mengatakan saat ini pihaknya sedang mengupayakan peningkatan produksi kebutuhan pangan strategis seperti jagung, ubi dan kedelai, serta meningkatkan hasil produk peternakan.

"Kalau kita berupaya agar masyarakat tidak bergantung pada beras untuk memenuhi asupan karbohidrat, kan bisa dari jagung sama umbi-umbian. Tapi ini memang cukup sulit sehingga harus bertahap," tutupnya. (RRD)

SHARE