Susi Air Diusir Satpol PP Kaltara, Ini Maskapai Penggantinya
Maskapai Smart Aviation atau Smart Air akan menjadi penghuni baru hangar Bandara Malinau Kaltara, yang sebelumnya ditempati oleh pesawat milik Susi Air.
IDXChannel - Maskapai Smart Aviation atau Smart Air akan menjadi penghuni baru hangar Bandara Malinau Kaltara, yang sebelumnya menjadi lokasi penyimpanan pesawat milik Susi Air. Tindakan itu diambil setelah kontrak perusahaan penerbangan milik Susi Pudjiastuti itu telah habus sejak akhir 2021.
Direktur Smart Cakravala Aviation Atau Smart Air, Winarso, mengatakan telah meneken kontrak baru untuk menggantikan Susi Air pada awal 2022. Smart air akan menempati hanggar Bandara Malinau Kaltara yang seharusnya sudah dilakukan sejak 1 Januari 2022.
“Untuk teknis harus nya kami sudah masuk di tahun 2022 awal Januari dan kami telah menekan kontrak. Memang Susi Air sudah habis masa kontraknya di akhir per akhir 31 Januari 2021. Kami masuk di tahun 2022 bahkan kami sudah peringatkan sebenarnya itu hanggar sudah harus dikosongkan,” kata Winarso saat dihubungi MNC PORTAL, Kamis (3/2/2022).
Menurutnya, Susi Air sampai awal Februari tidak ingin mengosongkan hanggar yang seharusnya sudah diisi oleh Smart Air. Akibatnya, Pemda mengambil keputusan sendiri dan memilih untuk mengeksekusi paksa bersama satpol PP.
“Untuk tempat hanggar itu milik dan aset Pemda seluruhnya, jadi dengan masalah itu bukan di kami dan Pemda punya hak memperpanjang atau tidak yang akan berwenang,” ujarnya.
Untuk operasional dan tipe pesawat, Smart Air ini memiliki tipe sama dengan Susi Air yakni Cessna Caravan.
“Sama, cuma permasalahan menyewa hanggar kita beli ke pemda kita tanda tangan dan akhirnya kita menggunakannya,” urainya.
Untuk rute oleh Smart Air Tarakan dan sekitarnya, Malino dan sekitarnya dan juga Bandara di kawasan Kalimantan itu sendiri.
“Kita di Kalimantan ada hanggar sendiri itu di Singkawang terus di Papua ada hanggar sewa di Nabire, Timika juga ada kita sewa-sewa juga dan kita menyewa hanggar di Malinau itu, untuk perusahan niaga tak berjadwal tidak ada pengembangan rute kita masuk di daerah perintis atau terpencil,” pungkasnya. (TYO)