ECONOMICS

Tak Ada Anggaran, Hewan Ternak Positif PMK di Gunungkidul Dikasih Obat Antraks

Erfan Erlin 07/06/2022 09:40 WIB

Sebanyak 118 hewan ternak di Wilayah Gunungkidul, Jawa Tengah, yang suspek Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terpaksa diobati dengan sisa obat Antraks.

Tak Ada Anggaran, Hewan Ternak Positif PMK di Gunungkidul Dikasih Obat Antraks (FOTO: Ilustrasi/MNC Media)

IDXChannel - Sebanyak 118 hewan ternak di Wilayah Gunungkidul, Jawa Tengah, yang suspek Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terpaksa diobati dengan sisa obat Antraks. Hal ini dilakukan karena stok obat yang menipis dan tidak ada anggaran.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Retno Widyastuti menuturkan saat ini sudah ada 118 hewan ternak di wilayah kabupaten Gunungkidul yang diduga atau Suspect terjangkit PMK. Berbagai upaya mereka lakukan untuk mencegah penyebaran PMK tersebut

"Ada dua yang kita lakukan, mencegah penyebaran PMK dan juga mengobati hewan yang sudah terjangkit ataupun diduga terjangkit,"papar dia.

Di satu sisi, mereka belum memiliki obat khusus untuk mengobati PMK ini sehingga mereka hanya menggunakan obat sisa penanggulangan penyakit antraks yang sempat melanda wilayah ini tahun 2021. Itupun jumlahnya sangat terbatas tak sebanding dengan jumlah hewan ternak yang ada.

Retno menyebut, sisa stok obat untuk penyakit antraks di wilayah kabupaten Gunungkidul hanya mampu mengobati 5 00 ekor hewan ternak. Untuk pengobatan memang diperlukan penambahan stok obat hanya saja mereka terkendala akan anggaran.

"Kita masih terkendala penganggaran. Karena belum ada pos untuk itu,"kata dia.

Meluasnya penyebaran PMK ini menjadi perhatian serius agar tidak merugikan masyarakat khususnya para peternak. Selain melakukan penutupan pasar hewan oleh untuk meminimalisir penularan PMK, pihaknya juga melakukan pengobatan.

Hanya saja karantina tersebut dilakukan di kandang masing-masing milik peternak karena dia mengakui Dinas Peternakan belum memiliki kandang yang khusus untuk mengkarantina hewan ternak yang terpapar suatu penyakit.

"Kita memang belum ada kandang khusus,"papar dia.

Dua hari sekali mereka menyambangi hewan ternak yang dikarantina di kandang masing-masing. Selain memberi obat, mereka juga mengontrol agar hewan-hewan tersebut tidak dijual oleh pemiliknya.

Untuk mengatasi keterbatasan stok obat dan untuk mengantisipasi adanya peningkatan kasus, pihaknya pun membutuhkan dukungan anggaran tambahan untuk pembelian obat-obatan. Dikarenakan insiden PMK merupakan kejadian tidak terduga.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengakui sudah ada 118 hewan ternak yang diduga terjangkit PMK. Dan yang positif PMK ada 22 ekor di mana saat ini hewan-hewan ternak tersebut menjalani karantina.

Wibawanti menambahkan berkaitan dengan penyebaran PMK yang semakin banyak ini, diharapkan masyarakat tidak panik. Presentase kematian hewan ternak yang terinfeksi PMK terbilang cukup rendah yaitu sebesar 5 persen.

"Kami meminta agar peternak tidak menyepelekannya dan tetap memperhatikan kebersihan kandang untuk meminimalisir penularan yang dapat berpotensi menimbulkan kerugian,"tambahnya.

Karena stok obat yang menipis dan ketiadaan anggaran pihaknya kini tengah mengajukan ke provinsi untuk mengalokasikan obat guna menanggulangi PMK tersebut. Di samping itu pihaknya juga mengajukan pergeseran anggaran sebelum anggaran perubahan. (RAMA)

SHARE