Tak Ada Gejolak Harga Jelang Idul Fitri, Bapanas: Stabil dan Terkendali
Bapanas mengklaim pasokan dan harga pangan jelang Idul Fitri stabil dan terkendali. Tidak ada lagi gejolak harga pangan yang biasanya terjadi jelang lebaran.
IDXChannel - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengklaim pasokan dan harga pangan jelang Idul Fitri 2023 stabil dan terkendali. Tidak ada lagi gejolak harga pangan yang biasanya terjadi jelang lebaran.
Menurut Kepala Bapanas, Arief Prasetyo, beberapa kenaikan harga pangan seperti cabai dan bawang, setelah dilakukan pengecekan ke pasar-pasar, terjadi dalam tingkatan yang wajar dikarenakan lonjakan permintaan jelang Idul Fitri.
Maka dari itu, ia memastikan, langkah-langkah stabilisasi pasokan dan harga pangan masih akan terus digencarkan setelah Lebaran ini.
“Kita akan terus lakukan upaya stabilisasi pasokan dan harga pangan seperti jelang Lebaran lalu. Di antaranya, terus melakukan koordinasi dengan dinas urusan pangan daerah untuk penyediaan pangan murah melalui Gerakan Pasar Murah (GPM)," ujar Arief dalam keterangannya, Rabu (26/4/2023).
"Kita juga minta Bulog terus mendistribusikan beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) ke ritel modern dan tradisional, serta secara bersamaan terus mendorong Bulog untuk meningkatkan serapan gabah/beras dari hasil panen dalam negeri,” tambahnya.
Terkait pelaksanaan GPM, Arief melaporkan, sampai dengan periode Idul Fitri tahun ini, Bapanas telah menyelenggarakan sekitar 452 kali GPM baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Sedangkan untuk penyaluran beras SPHP, sejak Januari 2023 sampai dengan minggu ke-3 April 2023 ini Bulog melalui 26 Kantor Wilayah di seluruh Indonesia telah menyalurkan beras SPHP sekitar 569 ribu ton.
Selain menjaga stabilitas pasokan dan harga, memastikan keamanan pangan yang dikonsumsi masyarakat juga menjadi salah satu prioritas Bapanas.
Arief mengatakan, usai Lebaran pengecekan keamanan pangan melalui uji sample pangan segar guna mengukur kandungan bahan aktif pestisida golongan organofosfat akan terus ditingkatkan baik di pasar tradisional maupun pasar modern.
“Kita tingkatkan pelaksanaan pengecekan keamanan pangan segar melalui Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKP) pusat dan daerah bekerja sama dengan pemerintah daerah, BUMD, serta asosiasi pedagang. Jadi saat NFA turun ke pasar bukan hanya mengecek harga tetapi juga menguji sample pangan segar untuk pastikan keamanannya,” terangnya.
Arief mengakui, selepas Idul Fitri ini menjadi momentum untuk merapatkan barisan bersama seluruh stakeholder pangan nasional, guna bersama-sama mempersiapkan dan membangun ekosistem pangan nasional yang lebih kuat sehingga saat dihadapkan pada momentum HBKN lainnya pemerintah dan masyarakat tidak lagi menghadapi isu pangan yang berulang.
“Kerja memperkuat pangan nasional adalah kerja kolektif dan komprehensif. Untuk itu, setelah ini selain menjaga stok dan harga serta memastikan keamanan pangan, kita juga terus membangun regulasi, sistem, dan kolaborasi untuk menurunkan daerah rentan rawan pangan secara bertahap sesuai target, serta meningkatkan gerakan Stop Boros Pangan, dan penganekaragaman pangan melalui kampanye B2SA,” tutup Arief. (RRD)