Tak hanya Industri, Erick Thohir Sebut Rumah Warga Bakal Butuh Battery Storage
Kebutuhan battery storage akan sangat besar lantaran menyimpan energi listrik.
IDXChannel - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mencatat kebutuhan battery storage power station atau pembangkit listrik penyimpan baterai tidak saja dibutuhkan oleh industri di Tanah Air. Ke depan, battery storage juga digunakan di rumah-rumah warga.
Menurutnya, kebutuhan battery storage akan sangat besar lantaran menyimpan energi listrik. Jika sebelumnya orang menggunakan generator set atau genset, maka kedepannya akan bergeser ke battery storage.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap battery storage, Erick memastikan pemerintah terus mengeksplorasi energi hijau, khususnya di solar panel.
“Kalau dulu di rumah-rumah kita ada genset, sekarang jadi baterai. Hal ini kita eksplorasi yang bisa kita kembangkan ke depan karena rumah, pabrik semua butuh battery storage,” ungkap Erick saat ditemui di tempat kerjanya, Jakarta Pusat, Kamis (23/11/2023).
Dalam proses eksplorasi, lanjut dia, pemerintah juga memperkuat investasi di bidang solar panel. Hal itu dapat dilakukan melalui penjajakan kerja sama dengan investor asing.
Salah satu negara yang disorot Erick Thohir adalah Australia. Dia memandang Negara Kangguru itu punya kekuatan solar panel. Tercatat, Australia memiliki penetrasi energi surya per kapita tertinggi di dunia, dengan hampir satu dari tiga rumah memiliki panel PV.
“Dan tentu kita eksplor lagi, mungkin energi hijau, kita bisa explore karena Australia kuat di solar panel, kita juga sedang terus investasi di solar panel, kita juga investasi hydrogen. Karena ke depan green energy bisa di-storage kayak baterai, nah ini perkembangan luar biasa,” paparnya.
Dalam level yang lebih luas lagi, Erick menegaskan Indonesia berpotensi menjadi pusat industri kendaraan listrik bertaraf global karena memiliki pasar EV Baterai yang besar hingga sumber daya alam yang melimpah.
Terkait potensi berjalan beriringan dengan jumlah penduduk Indonesia yang diperkirakan mencapai 315 juta dalam beberapa tahun ke depan. Dari angka itu, bila 50 persen diantaranya menggunakan kendaraan listrik, maka memberi dampak signifikan bagi industri EV Battery di dalam negeri.
“Tapi juga market mobil (kendaraan listrik) yang besar. Karena tadi saya bilang 315 juta (jumlah penduduk Indonesia, kalau 50 persen aja dikonversi menjadi mobil listrik itu berapa persen,” ungkap Erick. (NIA)