ECONOMICS

Tak Khawatir Larangan Mudik, PHRI Yakin Okupansi Hotel di Jatim Tetap Baik

Lukman Hakim 13/04/2021 16:49 WIB

Meski pemerintah telah memberlakukan larangan mudik, namun sejumlah pengusaha hotel di Jawa Timur tetap yakin tingkat okupansi akan tetap baik.

Tak Khawatir Larangan Mudik, PHRI Yakin Okupansi Hotel di Jatim Tetap Baik. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Meski pemerintah telah memberlakukan larangan mudik, namun sejumlah pengusaha hotel di Jawa Timur tetap yakin tingkat okupansi akan tetap baik. Sebab, kondisi ini sungguh berbeda dibandingkan setahun lalu, ketika larangan bepergian berlaku.

“Kami melihat perkiraan masih adanya pasar perhotelan. Ini juga berdasarkan kebijakan dibukanya tempat-tempat wisata daerah. Namun, pasar terbatas hanya dari dalam provinsi yang kemungkinan masyarakat bisa berwisata di jarak yang dekat,” kata Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim, Sugito Adhi, Selasa (13/4/2021).

Menurutnya, meski pemerintah melarang mudik, namun potensi orang menginap di hotel tetap ada. Mungkin yang di Surabaya berwisata ke Malang, atau Banyuwangi. Di mana masih satu provinsi.

“Rata-rata okupansi hotel di Jatim pada akhir 2020 cukup drop karena aturan larangan bepergian yakni sekitar 10–25%,” ungkapnya.

Kondisi ini pun turut berdampak pada rate harga hotel yang juga turun. Misalnya untuk hotel bintang 2-3 di Surabaya yang biasanya dijual Rp300.000-Rp400.000 sampai banting harga menjadi Rp150.000.

“Di awal tahun ini perlahan okupansi sudah meningkat sekitar 30–40%. Bahkan ada yang mencapai 60% bergantung daerah dan kapasitasnya, dan harga menginap perlahan naik seusai pasar,” kata Adhi.

Dia menambahkan, pada awal tahun 2021, okupansi hotel cukup baik, terutama untuk segmen MICE. Lalu di akhir pekan banyak orang menginap.

“Meski di awal puasa umumnya okupansi turun menjadi rata-rata 20%. Namun, setidaknya sudah ada beberapa hotel yang melaporkan adanya booking restoran untuk buka bersama. Ini cukup bagus,” terangnya. (TYO)

SHARE