Target Ditingkatkan, Begini Strategi Kementan Genjot Produksi Beras Nasional
perlu ada sinergi dan kolaborasi dari semue pihak melalui kewenangan yang dimiliki masing-masing lembaga, agar target tersebut benar-benar dapat tercapai.
IDXChannel - Pemerintah secara resmi meningkatkan target produksi beras nasional, dari semula ditetapkan sebesar 31,5 juta ton menjadi 35 juta ton pada 2024 mendatang.
Upaya revisi target tersebut dilakukan sebagai strategi baru dalam mengantisipasi kemungkinan buruk terhadap dampak kemarau panjang akibat El Nino, yang berpotensi mempengaruhi ketersediaan pangan dunia.
Terkait strategi baru tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi, mengaku masih yakin bahwa target baru tersebut masih cukup memungkinkan untuk direalisasikan.
Syaratnya, menurut Arief, perlu ada sinergi dan kolaborasi dari semue pihak melalui kewenangan yang dimiliki masing-masing lembaga, agar target tersebut benar-benar dapat tercapai.
Tak hanya itu, Arief juga meminta para Kepala Dinas Pertanian se-Indonesia untuk segera mempersiapkan gerakan percepatan tanam El Nino, terutama yang berkaitan dengan persiapan benih unggul, ketersediaan pupuk dan kesiapan para penyuluh.
Koordinasi percepatan tanam dapat dilakukan melalui Direktorat Teknis Kementan, seperti Tanaman Pangan, PSP maupun BPPSDMP. Bahkan, koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga dibutuhkan guna memastikan ketersediaan pasokan air untuk keperluan irigasi.
"Gerakan nasional El Nino dengan target 500 ribu hektare harus kita jalankan sebaik mungkin. Saya minta tolong, sebulan ini kita mempersiapkan semuanya, sehingga minggu depan tidak ada lagi keluhan (dari) petani tentang (ketersediaan) benih dan pupuk, karena sudah tugas kita semua untuk mempersiapkannya dengan baik," ujar Arief, Jumat (20/10/2023).
Jika seluruh upaya tersebut dapat berjalan dengan baik, Arief optimistis bahwa target produksi beras nasional sebesar 35 juta ton pada 2024 dapat terealisasi sesuai harapan.
"Saya sudah minta Pak Dirjen TP untuk membangun sistem benih nasional. Tidak hanya makro dan mikro saja, tapi juga didetilkan. Kemudian pak dirjen TP Saya Tegaskan untuk tingkatkan produksi beras dari 31 menjadi 35 juta ton. Caranya bisa berkoordinasi dengan dirjen teknis lain seperti PSP untuk pupuk, BPPSDMP untuk penyuluh," tutur Arief.
Sementara, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, menyatakan bahwa pihaknya saat ini sedang intens berkonsolidasi dengan berbagai pemangku kepentingan terkait.
Salah satu agenda yang dikerjakan yaitu pemetaan lahan tidur di daerah-daerah yang selama ini belum tergarap maksimal, serta penyediaan sarana dan prasarana penunjang pertanian lainnya.
"Kami intensifkan program bersama ditjen teknis, seperti PSP dari sisi pupuk, alsin, air, asuransi, KUR serta BPPSDMP untuk penyuluhnya," ujar Suwandi.
Tak hanya itu, menurut Suwandi, pihaknya juga sedang gencar mempersiapkan percepatan tanam di tengah kondisi El Nino. Sedikitnya ada sembilan aksi yang diklaim Suwandi telah disiapkan untuk merealisasikan hal tersebut.
Beberapa aksi tersebut, di antaranya, yaitu gerakan kejar tanam, meningkatkan IP (red indek pertanaman) dan provitas, berdasarkan mapping wilayah kekeringan.
Kemudian perluasan areal tanam padi bagi kabupaten potensial ditanam saat musim kering dengan saprodi, pompa dan sumur, juga benih sebagai kompensasi terkena dan puso iklim ekstrim, wilayah pasang surut, rawa lebak, lahan kosong atau nganggur dll, kab/kota agar segera CPCL.
"Kami juga mengusung pertanian presisi skala ekonomi, polygon dashboard TIK, saprodi tepat, alsin hulu-hilir, drone, ramah lingkungan, efisiensi biaya input melalui pemanfaatan pupuk organik, hayati, pestisida nabati, elisitor biosaka, Plant Growth Promoting Rhizobacter (PGPR) dan lainnya," tegas Suwandi. (TSA)