Target Produksi Beras Naik Jadi 32,8 Juta Ton, Pemerintah Disarankan Lakukan Ini
Saat ini, kata Fadhil, secara keseluruhan memang Indonesia menghadapi persoalan yang sifatnya struktural dalam menghadapi produksi dan produktivitas padi.
IDXChannel - Pemerintah menargetkan produksi beras nasional naik 8 persen di 2025 menjadi 32,8 juta ton. Hal ini dinilai tak sejalan dengan produktivitas beras terutama padi yang masih stagnan dalam beberapa tahun ini.
Ekonom Senior Indef Fadhil Hasan mengatakan, tak ada suatu peningkatan yang terjadi terhadap produktivitas padi di Indonesia. Bahkan, diprediksi terjadi penurunan produksi padi pada 2024.
"Selama ini ada peningkatan produksi lebih banyak disebabkan oleh faktor-faktor yang di luar produktivitas seperti peningkatan area walaupun itu sendiri sangat rendah juga, karena memang kita untuk produksi area tidak banyak yang bisa dilakukan karena pulau Jawa ini terjadi konversi dan luar pulau Jawa juga kan sangat mahal untuk membuka lahan baru tersebut," ujarnya dalam Market Review IDX Channel, Rabu (8/1/2025).
Saat ini, kata Fadhil, secara keseluruhan memang Indonesia menghadapi persoalan yang sifatnya struktural dalam menghadapi produksi dan produktivitas padi.
Dari sisi pasokan, lanjutnya, ada masalah struktural. Sementara dari sisi permintaan dengan adanya pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan per kapita.
"Bagaimanapun juga program diversifikasi makanan/pangan itu terjadi secara signifikan terutama kalangan menengah bawah, kalangan atas sumber kalorinya sudah terverifikasi, selalu ada gap antara supply dan demand, makanya kita setiap tahun selalu impor," kata Fadhil.
Di sisi lain, Fadhil mengungkapkan, dalam kurun waktu dua tahun ini, Indonesia mengimpor kurang lebih 3 juta ton beras dan menjadikannya importir terbesar.
Namun, dia berharap adanya terobosan yang cukup mendasar, terutama dari sisi peningkatan produktivitas, salah satunya bisa dihasilkan melalui penemuan dan pemanfaatan bibit atau benih yang memiliki produktivitas lebih tinggi.
"Seperti dulu zaman revolusi hijau tahun 1980-an ada benih padi yang dihasilkan dari lembaga nasional atau internasional, jelas memiliki suatu produktivitas yang tinggi dibandingkan varietas lokal atau tradisional yang ada saat itu, sehingga produksinya meningkat," katanya.
Meski sekarang belum terjadi, kata Fadhil, banyak hasil benih yang baru dihasilkan tetapi dari sisi lain, ketahanan dari hama penyakit belum ada signifikan. Untuk ke arah sana, memerlukan riset yang benar-benar berkelanjutan.
"Yang kedua dari sisi perluasan area padi, area tanam maupun panen. Dari sisi area tanam utamanya terjadi banyak konversi lahan padi ya lahan sawah ke aktivitas lainnya," ujar dia.
Untuk itu, dengan adanya Menteri Koordinator Bidang Pangan, Fadhil berharap ada koordinasi kebijakan dan program pangan, baik lintas kementerian dan juga dengan daerah.
"Diharapkan dengan Menteri Koordinator Bidang Pangan ini koordinasi lebih baik lagi, misalnya terutama terkait dengan pembangunan tadi atau infrastruktur pertanian karena ada banyak kementerian dan daerah yang terlibat," kata Fadhil.
(Dhera Arizona)