Target Stop Impor LPG Mundur Imbas Covid-19, Ini Strategi Pemerintah
Target stop impor LPG mundur tiga tahun ke 2030.
IDXChannel - Harga LPG non subsidi menjadi buah simalakama bagi pemerintah. Di satu sisi, jika harga naik, masyarakat harus merogoh kocek lebih dalam untuk kebutuhannya. Di sisi lain, jika harga tetap, Pertamina akan mengalami kerugian yang semakin berat.
Oleh karena itu, pemerintah mulai menggencarkan berbagai cara untuk membendung impor LPG. Pada 2030, pemerintah menargetkan Indonesia tidak lagi mengimpor LPG.
"Di grand strategi kita, kita tidak akan impor LPG lagi di 2027. Tapi mundur jadi 2030 karena 2 tahun ini pandemi Covid-19," ujar Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto dalam IDX Channel Market Review, Rabu (2/3/2022).
Lantas, apa saja langkah tersebut?
Pertama, skema subsidi LPG akan diubah menjadi langsung atau tertutup. "Kita juga meningkatkan masyarakat yang menggunakan jaringan gas (jargas), yang saat ini masih 600 ribuan KK (Kepala Keluarga)," ujar Djoko.
Pihaknya juga akan mendorong produksi LPG dalam negeri dengan memanfaatkan 6 lapangan gas yang tersedia. Ditargetkan, 500 ribu ton LPG bisa dihasilkan dari pengelolaan lapangan gas tersebut.
"Kita juga mendorong penggunaan kompor listrik yang tentu lebih hemat, nanti PLN juga akan memberikan 1.000 kompor listrik gratis di Bali dan Solo bersamaan dengan G20. Tahun ini menjadi momentum untuk mendorong program 1-2 juta kompor listrik, bersamaan dengan presidensi G20." ujar Djoko.
Pemerintah juga bakal menggencarkan produksi Dimetil Ether (DME) dengan memanfaatkan batu bara dan gas alam untuk menggantikan LPG. Teknologi Carbon Capture, Ulitization and Storage (CCUS) juga akan dikembangkan untuk mengurangi emisi CO2.
Diketahui, dengan kebutuhan hingga 8,4 juta ton per tahun, Indonesia masih mengimpor 6 juta ton LPG untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Padahal, Indonesia memiliki cadangan gas alam mencapai 42,93 triliun kaki kubik (TCF) (data SKK Migas per 31 Desember 2021). (TIA)