ECONOMICS

Tarif Trump Turun Jadi 19 Persen, Ini Respons Industri Tekstil

Tangguh Yudha 21/07/2025 16:25 WIB

Indonesia bakal mendapatkan tarif resiprokal yang lebih rendah dari awalnya 32 persen menjadi 19 persen.

Indonesia bakal mendapatkan tarif resiprokal yang lebih rendah dari awalnya 32 persen menjadi 19 persen. (Foto: iNews Media Group)

IDXChannel - Indonesia bakal mendapatkan tarif resiprokal yang lebih rendah dari awalnya 32 persen menjadi 19 persen. Tarif yang diputuskan Presiden Donald Trump itu berlaku mulai 1 Agustus 2025.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (Apsyfi), Redma Gita Wirawasta menilai industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional bisa bernapas lega setelah adanya kesepakatan baru antara Indonesia dengan Amerika Serikat (AS).

Menurutnya, pasar AS sangat strategis bagi industri TPT nasional. Hal ini terutama karena hubungan perdagangan antara Indonesia dan juga AS yang bersifat saling komplementer alih-alih bersaing langsung.

"Kenapa pasar Amerika itu sangat penting? karena yang kita ekspor ke sana sebagian besar adalah produk-produk manufaktur jadi, bukan produk-produk komoditas primer. Sedangkan yang kita mau impor dari Amerika justru produk-produk komoditi primer, nah ini jadi artinya kan komplementer," kata Redma kepada IDX Channel, Senin (22/7/2025).

Meskipun secara volume pasar AS tidak sebesar kawasan lain, kata Redma, kontribusinya terhadap serapan tenaga kerja di sektor manufaktur sangat signifikan. Dia pun menyoroti peluang untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar AS melalui peningkatan volume impor kapas.

Redma mengungkapkan saat ini, Indonesia baru mengimpor kapas dari AS senilai sekitar USD150 juta per tahun, padahal potensi impornya mencapai USD800 juta. Dia menyebut impor kapas bisa dilakukan dalam jumlah yang lebih banyak jika utilisasi industri bisa ditingkatkan sampai 80 persen.

"Itu sangat-sangat bagus kalau kita mengimpor kapas lebih banyak karena kita bisa mixing (campur) dengan produk-produk polyester dan rayon yang ada di sini. Di sisi lain transisi kita juga bisa naik," katanya.

Redma mengatakan mixing bahan baku lokal seperti polyester dan rayon memiliki peluang besar untuk bisa memberikan nilai tambah lebih tinggi dan mendorong transisi industri TPT nasional menuju produksi bernilai lebih tinggi.

"Artinya sangat menguntungkan meskipun kita mengimpor kapas dari Amerika dari sisi perdagangannya bisa lebih balance (seimbang) dan kita bisa tetap ekspor ke sana. Di sisi lain transisi kita bisa juga didorong untuk naik. Jadi saya kira dengan Amerika ini untuk industri manufaktur ya sangat-sangat menguntungkan," ujar Redma.

>

(Rahmat Fiansyah)

SHARE