ECONOMICS

Tekan Penggunaan Pembangkit Diesel, PLN Operasikan Dua Ketenagalistrikan Baru di Kalbar

Nur Ichsan Yuniarto 29/01/2024 10:49 WIB

PLN mulai mengoperasikan dua proyek infrastruktur ketenagalistrikan baru di Kalimantan Barat (Kalbar).

PLN mulai mengoperasikan dua proyek infrastruktur ketenagalistrikan baru di Kalimantan Barat (Kalbar).

IDXChannel - PT PLN (Persero) mulai mengoperasikan dua proyek infrastruktur ketenagalistrikan baru di Kalimantan Barat (Kalbar). Hal ini dilakukan untuk memperkuat jaringan listrik antarwilayah di Kalbar.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, tersambungnya infrastruktur jaringan dari sumber energi ke masyarakat ini mampu menekan penggunaan pembangkit diesel yang selama ini dimanfaatkan untuk wilayah terpencil.

"Beroperasinya jaringan transmisi dan gardu induk ini akan semakin memperkuat kehandalan sistem kelistrikan sekaligus menekan penggunaan bahan bakar berbasis fosil," kata Darmawan lewat keterangan tertulisnya, Senin (29/1/2024).

Dia menambahkan, PLN melalui Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (UIP KLB) membangun 191 tower saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 kilovolt (kV) Sandai-Incomer (Ketapang-Sukadana).

SUTT ini bisa memberikan tegangan listrik atau energize pada gardu induk (GI) dengan kapasitas 30 megavolt ampere (MVA) di Desa Muara Jekak, Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, Kalbar.

Proyek tersebut mendukung program dedieselisasi yang dicanangkan oleh pemerintah, yaitu menonaktifkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Aggreko Tayap berkapasitas 7,8 megawatt (MW) dan juga sekaligus menjadi salah satu upaya dalam mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.

"Dengan pasokan listrik yang handal akan mendukung masyarakat dan para pelaku usaha agar nyaman dalam beraktivitas sehingga akan meningkatkan produktivitas," katanya.

Sementara itu, General Manager PLN UIP KLB Muhammad Dahlan Djamaluddin mengatakan dengan beroperasinya proyek tersebut, PLN telah mengambil langkah maju dalam rangka memperkuat sistem interkoneksi di seluruh Kalimantan.

"SUTT ini memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) lebih dari 90 persen dan infrastruktur GI dengan TKDN hampir 70 persen ini merupakan bagian dari pengembangan interkoneksi sistem kelistrikan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah," kata Dahlan.

Dia melanjutkan, GI tersebut memiliki kapasitas transformator sebesar 30 MVA yang didukung oleh 191 tower SUTT 150 kV dengan panjang mencapai 129,762 kilometer sirkit (kms).

"Pada proses pembangunan GI dan SUTT tersebut harus melewati 11 desa, tiga kecamatan, dan dua kabupaten, yaitu Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara," pungkasnya.

(NIY)

SHARE