ECONOMICS

Tekan Utang, CEO Evergrande Dilaporkan Datangi Bank dan Kreditur

Yulistyo Pratomo 15/10/2021 21:25 WIB

Ancaman default lebih dari USD300 miliar membuat perusahaan properti terbesar China, Evergrande, berupaya mencari jalan keluar.

Tekan Utang, CEO Evergrande Dilaporkan Datangi Bank dan Kreditur. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ancaman default lebih dari USD300 miliar membuat perusahaan properti terbesar China, Evergrande, berupaya mencari jalan keluar. Sang CEO bahkan dilaporkan sudah menemui pihak bank dan kreditur untuk restrukturisasi utang atau menjual aset.

Dilansir Reuters, Jumat (15/10/2021), CEO Xia Haijun, telah berada di Hong Kong selama lebih dari dua bulan, demikian ungkap dua sumber yang tidak disebutkan namanya. Bahkan sumber lainnya menyebut Xia sedang bertemu dengan bank dan kreditur, tetapi tidak mengatakan apa yang sedang dibahas.

Evergrande kini sedang terhuyung-huyung di bawah utang senilai lebih dari USD300 miliar. Kondisi ini membuat sejumlah investor luar negerinya memandang sudah ditinggalkan setelah tiga kali batas akhir pembayaran kupon obligasi terlewat.

Pembicaraan Xia dengan bank investasi dan kreditur di Hong Kong belum pernah dilaporkan sebelumnya.

Salah satu sumber mengatakan Xia perlu berkomunikasi dengan bank asing tentang perpanjangan dan pembayaran pinjaman. Sumber tersebut menolak untuk mengungkapkan identitas kreditur yang telah berbicara dengan Xia dalam beberapa hari terakhir.

"Xia juga perlu memilah-milah berapa banyak utang off-balance sheet yang dimiliki grup di luar negeri, karena banyak yang ditanggung di tingkat anak perusahaan dan dia sendiri mungkin tidak menyadari (itu)," katanya. "Sebelum itu mereka tidak dapat bekerja untuk restrukturisasi dan berbicara dengan pemegang obligasi."

Evergrande juga telah berupaya melepaskan beberapa asetnya untuk melunasi utang-utangnya, sayang langkah iniu belum membuahkan hasil, hingga menumbuhkan kekhawatiran runtuhnya kepercataan dan berdampak pada pasar global dan ekonomi China.

Yuexiu Property milik pemerintah China telah menarik diri dari kesepakatan senilai USD1,7 miliar sebelumnya diarahkan untuk membeli kantor pusat Evergrande di Hong Kong, pembatalan ini dilakukan akibat kondisi keuangan perusahaan pengembang itu dalam kondisi terpuruk, Reuters melaporkan.

Seorang pejabat bank sentral China mengatakan efek limpahan dari masalah utang Evergrande pada sistem perbankan dapat dikendalikan dan eksposur risiko lembaga keuangan individu tidak besar. 

Belum ada tanggapan resmi dari Evergrande dan Xia. Sumber yang mengetahui langsung perkembangan tersebut, enggan disebutkan namanya karena sensitifitasnya. (TYO)

SHARE