ECONOMICS

Tenang, Krisis Credit Suisse Dampaknya Kecil ke Perbankan RI

Anggie Ariesta 04/10/2022 18:44 WIB

Kalangan investor sedang dilanda keresahan akibat kondisi kesehatan keuangan yang melanda Grup Credit Suisse.

Tenang, Krisis Credit Suisse Dampaknya Kecil ke Perbankan RI (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Kalangan investor sedang dilanda keresahan akibat kondisi kesehatan keuangan yang melanda Grup Credit Suisse. Bahkan, ada yang menyebut, Credit Suisse bakal menjadi Lehman Brothers berikutnya.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, berdasarkan dari kondisi saat ini, Credit Suisse sendiri memiliki karir yang cukup baik dan tentu saja akan ada bantuan dari otoritas Eropa sendiri.

"Dan kita memang melihat kunci masuknya adalah di portofolio, di asset quality dan portofolio risingnya nanti jika mereka menerbitkan obligasi kemudian dari negara-negara terdampak tidak bisa membayarnya itu tentu saja akan berdampak pada perbaikan yang ini Credit Suisse," jelas Andry dalam Mandiri Economic Outlook kuartal III 2022 di Jakarta, Selasa (4/10/2022).

Jika ditanya akan berdampak kepada perbankan Indonesia atau tidak, Andry mengatakan bahwa koneksinya sangat jauh bahkan relatif kecil.

"Untuk perbankan Indonesia bagaimana CAR kita masih sangat tinggi jika dibandingkan negara Asia lainnya. Overall saya pikir impact nya di Eropa sendiri, dan impactnya mungkin adalah membawa dampak domino, bisa saja, tapi impact pada perbaikan di region Asia terutama Indonesia, relatif kecil," ungkap Andry.

Menurut Andry, likuiditas bakal menjadi kunci. Adapun perbankan Indonesia juga masih sangat kuat.

"Volatilitas yang ada menjadi sentimen baik fundamental dan sisi sektor finansial jadi volatilitas dari market, kurs, equity maupun bonds," kata Andry.

Meskipun dengan kondisi yang tidak pasti, beberapa analis masih yakin Credit Suisse tidak akan bangkrut. Mereka menyebut apa yang terjadi pada Credit Suisse tak bisa disamakan dengan apa yang terjadi pada Lehman Brothers pada 2008.

Sementara itu, Financial Times melaporkan para eksekutif Credit Suisse menghabiskan akhir pekannya untuk berjibaku meyakinkan klien-klien besar, counterpart bisnis, dan investor tentang likuiditas dan posisi modal sebagai respons atas kekhawatiran mengenai kesehatan finansial bank papan atas tersebut.

Dilaporkan, mereka menelpon satu persatu klien setelah tersebar kabar mengenai kenaikan tajam credit default swaps Credit Suisse, atau premi asuransi proteksi gagal bayar, yang pada hari Jumat pekan lalu naik tajam, mengindikasikan kekhawatiran investor akan kesehatan bank tersebut. (RRD)

SHARE