ECONOMICS

Terima Danais Rp8,8 Triliun Selama 10 Tahun, Berikut Pencapaian DIY

Erfan Erlin 27/08/2022 23:58 WIB

Dari kucuran danais selama 10 tahun, berikut pencapaian yang telah diraih DIY.

Terima Danais Rp8,8 Triliun Selama 10 Tahun, Berikut Pencapaian DIY (Dok.MNC)

IDXChannel - Keistimewaan Yogyakarta sudah berumur 10 tahun. Meski sebenarnya Yogyakarta sudah dianggap istimewa sejak zaman Kemerdekaan dulu, namun terbitnya Undang-undang Keistimewaan Nomor 13 tahun 2012 semakin menandaskan keistimewaan tersebut.

Kini, keistimewaan DIY sudah genap 1 dasawarsa. Pemerintah DIY mengklaim banyak hal yang telah dicapai selama 1 dasawarsa UU Keistimewaan diberlakukan. Gelontoran danais dari pemerintah pusat ke DIY diklaim banyak membawa kemajuan wilayah ini.

Paniradya Keistimewaan Aris Eko Nugroho menuturkan, selama 10 tahun pemerintah DIY mendapatkan gelontoran dana sebesar Rp8,8 triliun. Berbagai bidang coba mereka biaya menggunakan Danais. Termasuk salah satunya adalah untuk pembangunan infrastruktur di beberapa titik di DIY.

"Infrastruktur yang kami biayai dengan Danais adalah pembangunan jalan,"ujar dia.

Beberapa proyek jalan yang dibiayai melalui danais adalah pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di mana telah menyedot anggaran danais sebesar Rp 1,4 triliun. Kemudian untuk pembangunan jalan yang menghubungkan Kabupaten Sleman dan Gunungkidul sudah mencapai Rp 287 miliar.

Di samping itu juga ada Bantuan Khusus Kelurahan (BKK) yang terus meningkat. Terakhir tahun 2022 ini anggaran BKK untuk kelurahan sudah  meningkat Rp 104 miliar. Jumlah tersebut meningkat nyaris dua kali lipat dibanding tahun 2021 yang lalu di  tahun kemarin BKK hanya Rp 54 miliarm

"Artinya, semakin lama pendekatan Danais kepada masyarakat semakin nyata,"terang dia 

Ketika ditanya apakah berdampak pada kesejahteraan, Aris menjawabnya dengan diplomatis. Menurut Aris, ketika kesejahteraan dilihat dari banyaknya aktifitas yang dilaksanakan, maka dia meminta untuk bertanya kepada berbagai pihak yang mengampu dana BKK. 

Kemudian ketika kesejahteraan dikaitkan dengan indikasi makro, maka hal tersebut perlu didiskusikan terlebih dahulu. Berkaitan dengan indikator makro maka itu bicara sampel, dan dia menanyakan siapa yang menjadi sampel tersebut 

"Nah yang menjadi sampel itu siapa,"tanyanya.

Hanya saja, saat ini pemerintah kini mencoba menyentuh tataran Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang memang basisnya adalah warga miskin. Melalui Danais, pemerintah telah membangun 50 rumah untuk warga miskin yang membutuhkan. 

Nantinya mereka akan mengevaluasi apakah ke - 50 warga miskin yang telah dibangunkan rumah tersebut tetap miskin apa tidak. Jika memang 50 rumah yang mereka bangun tesebut tetap miskin maka perlu tindak lanjut berikutnya. 

"Sehingga bukan hanya sekedar fisik bangunan tetapi pendekatan peningkatan penghasilan juga mereka lakukan melalui Danais,"terangnya.

Tema kesejahteraan memang menurutnya menarik karena ada klausul berbeda untuk memperoleh data kemiskinan antara pemerintah daerah dengan Badan Pusat Statistik (BPS). Di mana sumber penghitungan angka kemiskinan oleh BPS tersebut adalah tingkat konsumsi.

"Data (kemiskinan) BPS mendasarkan pada konsumsi, padahal kita sebagai orang Jawa itu ada sikap narimonya (menerima). Itu yang perlu dipikirkan,"terangnya.

1 dasawarsa keistimewaan dilakukan di semua lini tidak hanya di sektor pariwisata, namun juga UMKM coba mereka rengkuh untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya. Selain itu selama 10 hari ini semua Kapanewon di DIY melakukan aktivitasnya dan kegiatan ekonomi nampak menggeliat. 

Dan untuk satu dasawarsa ke depan fokusnya masih tetap sama, yaitu mewujudkan visi Gubernur DIY. Visi misi Gubernur DIY ada 3 hal dan nantinya akan diterjemahkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

"Tiga hal tersebut adalah menjadikan laut selatan sebagai halaman muka, kemudian reformasi kelurahan dan selanjutnya adalah penggunaan IT menjadi bagian," pungkasnya.

(IND) 

SHARE