Terimbas Pandemi, Pergerakan Penumpang di AP I Merosot 65,5 Persen
Pandemi Covid-19 telah memberikan imbas besar terhadap angka penumpang transportasi udara di tanah air.
IDXChannel - Pandemi Covid-19 telah memberikan imbas besar terhadap angka penumpang transportasi udara di tanah air. Hal itu menyebabkan 15 bandara yang dikelola Angkasa Pura (AP) I merosot tajam hingga 65,5 persen.
Penurunan itu tercatat dalam data annual report yang disampaikan oleh Indonesia National Air Carrier Association (INACA) untuk Kuartal I-2021.
Komite Legal Ikatan Pilot Indonesia (IPI), Capt. Muammar Reza Nugraha. menyampaikan menurunnya jumlah penumpang tersebut berimbas kepada menurunnya jumlah penerbangan di indonesia. Pada antara tahun 2020-2021, tercatat mengalami penurunan sebesar 29,8% dari tahun 2019 sampai 2020 sebesar 48,2%.
Reza menilai dengan mahalnya syarat terbang dengan menggunakan test PCR akan memperburuk kondisi SLF (Seat Load Factor) penerbangan yang beberapa tahun ke belakang mengalami penurunan.
"Sangat banyak keresahan yang dialami oleh asosiasi pilot di Indonesia dalam skala nasional, jadi saya harap bisa mendapatkan perhatian, bukan karena kita merasa lebih prioritas dari yang lain, tapi sebagai perkumpulan pilot kami perlu menyampaikan bahwa kondisinya sudah sangat memprihatikan," ujar Reza dalam konferensi persnya, Selasa (26/10/2021).
Reza meenyampaikan turunya jumlah penerbangan menyebabkan pengurangan jumlah pesawat semua airlines di Indonesia, yang berimbas pada keputusan seperti pemotongan gaji atau dirumahkan atau bahkan PHK terhadap tenaga kerja transportasi udara, baik itu pilot, awak kabin, teknisi pesawat, ATC, petugas bandara dan lain-lain.
"Hal tersebut juga berimbas pada memburuknya kondisi fisik, psikologis dan emosional (human factor),kesehatan mental, depresi dan kecemasan para pekerja transportasi udara, yang juga sangat mempengaruhi aspek keselamatan penerbangan," lanjutnya.
Reza melihat persyaratan test PCR itu cukup memberatkan penumpang pesawat karena biaya yang cukup tinggi. Sperti pada bandara yang berada di Jawa-Bali Rp495 ribu, sedangkan di luar Jawa-Bali mencapai Rp525 ribu.
"Kemudian terkait waktu tunggu hasil yang lama rata-rata 1x24 jam, selanjutnya juga terkait lokasi test yang terbatas, lokasi PCR di kebanyakan daerah di Indonesia berada di pusat kota daerah tersebut, sehingga membutuhkan waktu dan jarak perjalanan yang lebih banyak bagi calon penumpang pesawat," pungkas Reza. (TYO)